kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

HPJI Berharap Pemerintahan Prabowo Bisa Benahi Masalah Penyaluran Logistik


Rabu, 18 September 2024 / 21:46 WIB
HPJI Berharap Pemerintahan Prabowo Bisa Benahi Masalah Penyaluran Logistik
ILUSTRASI. Kunjungan proyek oleh Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) bersama Jasa Marga.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri logistik dari berbagai sektor memberikan harapan kepada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk melakukan pembenahan terhadap industri tersebut. 

Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), Hedy Rahadian, mengatakan penyaluran logistik saat ini masih menghadapi banyak tantangan. Sehingga pemerintah baru nantinya diharapkan memberikan perhatikan untuk membenahi tantangan itu. 

Ia bilang, tantangan pertama ada pada infrastruktur jalur logistik yang belum memadai di seluruh wilayah. "Saat ini jalur logistik di Indonesia pada jalan nasional baru dimiliki oleh Pulau Sumatera dan Pulau Jawa," kata Hedy, Rabu (18/9).

Kedua, ada masalah kemacetan yang mempengaruhi waktu pengiriman, serta berimplikasi pada peningkatan biaya logistik. Mengutip data Bank Dunia, Hedy mengatakan kerugian yang ditimbulkan mencapai US$ 4 miliar per tahun, atau setara dengan 0,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Baca Juga: Komitmen Lazada Dorong Logistik e Commerce Berkelanjutan

Ketiga, masih marak kelebihan dimensi dan muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL). Survei Ditjen Bina Marga 2017-2022, terdapat lebih dari 50% kendaraan ODOL.

Dengan banyaknya berbagai masalah penyaluran logistik via jalan raya itu, Hedy pun mendorong pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang untuk mengoptimalkan jalur lain, misalnya via kereta api atau jalur laut.

Ia mencontohkan, di negara-negara  maju di Eropa, penyaluran logistik melalui jalan raya hanya 70%, 20% menggunakan kereta api dan 10% melalui laut. Sedangkan di Indonesia saat ini 90% masih mengandalkan penyaluran logistik via jalan raya.

"Kalau jarak dekat itu jalan memang efisien, tapi kalau jarak menengah itu adalah kereta api yang lebih efisien. Kalau jarak jauh itu laut yang lebih efisien dengan angkutan masalahnya," kata Hedy.

Baca Juga: E-Commerce Terus Bertumbuh, Semakin Banyak Pengusaha yang Bisa Berkembang

Hedy optimistis bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran yang punya visi melanjutkan pemerintahan Jokowi, dapat menciptakan berbagai perbaikan agar penyaluran logistik lebih optimal lagi demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×