Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), optimistis meraup peningkatan penjualan perhiasan sebesar 12% - 15% atau sekitar Rp 3,2 triliun – Rp 3,4 triliun tahun ini di tengah isu perlambatan ekonomi global, serta Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar dua minggu mendatang. Tak hanya itu, momen hari raya Idul Fitri juga dilihat sebagai peluang kenaikan penjualan pada kuartal II 2019.
Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi, Denny Ong, menjelaskan, pada momen Pemilu yang lekat dengan keramaian, masyarakat akan tergerak menunjukan status sosialnya melalui perhiasan. Kebiasaan tersebut tak menutup kemungkinan berimbas pada peningkatan pembelian perhiasan.
“Sementara di tengah ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi, kami melihat permintaan perhiasaan masih tinggi. Kondisi ini selaras juga dengan daya beli masyarakat yang meningkat. Tetapi kami memperhatikan, jika kondisi ekonomi dan politik sedang terguncang, pembeli yang memang hobi mengoleksi perhiasan biasarnya akan beralih ke jenis perhiasan emas berkadar muda. Jadi, permintaan masih tinggi hanya berganti ke kadar atau kuantitas yang berbeda saja,” jelas Deny kepada Kontan, pada Jumat (5/4).
Sebagai informasi, jenis perhiasan emas berkadar muda adalah perhiasan yang memiliki kadar emas di bawah 42% - 70%. Emas muda menggunakan campuran emas yang lebih sedikit dibandingkan dengan campuran logam lain saat dibentuk menjadi perhiasan emas.
Lebih lanjut, Deny menyebutkan tahun ini PT Hartadinata Abadi Tbk masih akan fokus berekspansi di pasar domestik dengan alokasi belanja modal sebesar Rp 100 miliar.
Dana tersebut didapatkan dari perbankan dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan biaya dana. Dengan dana tersebut, perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun ini, sejak 2018 mulai merambah ke daerah Palembang, Medan, Batam, Aceh, Makassar, Balikpapan, hingga Samarinda.
“Sebelumnya kami memang fokus di Pulau Jawa saja, tetapi kami ada keinginan mengcover Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Kami juga merambah kota-kota besar di pulau-pulau tersebut. Masih tersedia banyak ruang dan peluang yang dapat digali dari pasar domestik, maka dari itu kami belum ada rencana ekspor keluar negeri dalam waktu dekat,” imbuh Deny.
Deny menambahkan pihaknya juga akan menambah gerai mencapai 50 gerai hingga akhir 2018. Dari 32 gerai yang ada, 10 diantaranya bekerjasama dengan Departemen Matahari Store.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 2018, penjualan bersih HRTA tumbuh 10,59% secara year on year atau menjadi Rp 2,75 triliun. Perolehan tersebut berasal dari penjualan perhiasan dan logam mulia dari unit usaha grosir sebesar Rp 2,46 triliun. Hasil tersebut menyumbang sebesar 89,54% terhadap hasil penjualan bersih.
HRTA juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 11,88% secara yoy di angka Rp 123,40 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan yang tadinya berada di angka Rp 147,19 pada 2017, meningkat menjadi Rp 165,79 miliar pada 2018.
Peningkatan ini juga berkat kenaikan harga emas dunia yang mencapai 5%sepanjang tahun lalu,” pungkas Deny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News