kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hujan berkepanjangan, produksi CPO susut 10%


Kamis, 12 Agustus 2010 / 10:37 WIB
Hujan berkepanjangan, produksi CPO susut 10%


Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |


JAKARTA. Produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Indonesia kemungkinan anjlok sebesar 10% tahun ini setelah musim hujan yang turun lebih lama dari biasanya menggerojok dan mengganggu panenan.

Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini kemungkinan hanya akan memproduksi 19-20 juta ton, turun dari 21 juta ton pada tahun 2009. Padahal, awalnya tahun ini pemerintah mematok produksi kelapa sawit mencapai 23,3 juta ton.

Menyusutnya suplai CPO ini kemungkinan akan mengerek harga CPO di pasar dunia yang telah melonjak sebesar 18% dari level terendahnya pada 7 Juli 2010 lalu. Apalagi, bukan hanya Indonesia yang curah hujannya tinggi; tetapi juga Malaysia. Padahal, permintaan CPO dari sejumlah negara di Asia seperti China dan India akan mengglembung seiring dengan perayaan hari besar pada bulan September mendatang.

"Curah hujan yang tinggi terjadi di beberapa wilayah di IIndonesia, termasuk Sumatra dan Kalimantan; kemungkinan akan menggiring produksi menjadi lebih rendah dari yang diperkirakan semula," kata Susanto, Kepala Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), seperti dikutip dari Bloomberg.

Ekspor CPO Indonesia kemungkinan akan sebesar 16 juta ton pada tahun 2010 ini; lebih rendah dari target yang dipatok semula sebesar 18 juta ton. Sepanjang semester pertama tahun ini, Indonesia sudah mengekspor 6,8 juta ton; turun 7,1% dari periode yang sama tahun lalu.

Curah hujan yang tinggi di Sumatera, Kalimantan dan sebagian Sulawesi maupun Jawa pada bulan Agustus dan September ini kemungkinan akan mengganggu produksi pertanian maupun pertambangan.

Enam bulan pertama tahun ini, Indonesia memproduksi sekitar 9 juta ton CPO, lebih rendah dari target semula yang mencapai 10,1 juta ton. "Produksi pada semester kedua biasanya lebih tinggi. Tapi karena curah hujan yang tinggi, saya tidak yakin akan bisa menambal produksi yang belum tercapai pada semester pertama lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×