Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya (Persero) mendapat kepercayaan proyek baru pekerjaan konstruksi jaringan pipa air limbah Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 Paket 6 (Area 2-2) di Provinsi DKI Jakarta.
Untuk pengerjaan proyek ini, Hutama Karya bekerjasama dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk melalui KSO Adhi-Hutama, dengan porsi Hutama Karya 49% dan Adhi Karya 51%.
Penandatanganan kontrak telah dilaksanakan pada Rabu (12/4) lalu di Balaikota Provinsi DKI Jakarta, oleh Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya sekaligus Kuasa Adhi-Hutama dan John Arifin General Infrastruktur I Adhi Karya bersama pihak owner Nelson, ST., MT., Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menyatakan bahwa dalam proyek senilai Rp 620,772 miliar ini akan dibangun jaringan pipa air limbah yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sanitasi yang layak dan berkelanjutan bagi masyarakat di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pengamat Soal Rencana Penggabungan Perusahaan BUMN Karya
Manfaat jangka panjang dengan kehadiran jaringan pipa air limbah di Provinsi DKI Jakarta ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah rumah tangga yang selama ini dibuang langsung ke lingkungan seperti ke sungai, sehingga bisa meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih dan juga sehat.
“Melalui pelayanan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) dan sistem sanitasi setempat (on-site sanitation), pekerjaan konstruksi jaringan pipa air limbah ini akan mengakomodir wilayah yang tidak terjangkau dan belum tersedianya pengelolaan air limbah yang baik bagi masyarakat sekitar, di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat,” ujar Tjahjo, dalam keterangan resminya, Sabtu (13/5).
Lebih lanjut Tjahjo menyebutkan, dalam proyek ini, Hutama Karya bertanggungjawab pada pekerjaan pemasangan pipa, konstruksi vertical shaft, konstruksi manhole pracetak, pekerjaan repavement (pengaspalan kembali jalan yang terkena dampak) dan pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMKK), dengan target rampung pada akhir tahun 2026.
“Dalam konstruksinya, akan diterapkan sejumlah metode kerja yang efektif seperti penggunaan metode jacking pipe yang memungkinkan pemasangan pipa tanpa harus membuka trench sehingga meminimalisir kerusakan pada lingkungan dan infrastruktur yang ada. Metode ini juga meminimalisir gangguan bagi masyarakat sekitar dan bisnis yang beroperasi di sekitar lokasi proyek karena tidak memerlukan trench,” kata Tjahjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News