Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menanggapi kebijakan terbaru pemerintah yang membebaskan bea masuk dan PPnBM ditanggung pemerintah atas impor completely built up (CBU) mobil listrik.
Dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM (Permeninves) No. 6 Tahun 2023, disebut bahwa produsen otomotif berkesempatan untuk memperoleh insentif pembebasan bea masuk dan PPnBM ditanggung pemerintah atas impor CBU mobil listrik dalam jumlah tertentu. Insentif tersebut diberikan kepada produsen yang berkomitmen akan maupun sudah berinvestasi membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Insentif ini juga berlaku bagi produsen mobil konvensional yang hendak melakukan alih produksi menjadi mobil listrik.
Chief Operating Officer HMID Franciscus Soerjopranoto menyampaikan, Hyundai memastikan akan terus mematuhi dan mendukung seluruh regulasi mobil listrik dari pemerintah. HMID kini masih mempelajari detail-detail yang ada pada aturan turunan Peraturan Presiden (Perpres) No. 79/2023, termasuk Permeninves No. 6/2023. "Harapan kami peraturan ini akan memacu pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia," imbuh dia, Selasa (9/1).
Baca Juga: Insentif Bebas Masuk dan Pajak Dorong Laju Mobil Listrik Impor
Asal tahu saja, Hyundai mengimpor model Ioniq 6 secara CBU langsung dari Korea Selatan. Model ini diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada saat GIIAS 2023 lalu.
Lebih lanjut, Soerjo berharap pemerintah senantiasa terus memberikan keuntungan bagi mobil listrik yang diproduksi di dalam negeri, termasuk Hyundai.
Sebagaimana diketahui, Hyundai mengoperasikan pabrik di Cikarang, Jawa Barat sejak awal 2022 yang dapat memproduksi 150.000 unit mobil per tahun dan dapat ditingkatkan menjadi 250.000 unit per tahun. Hyundai menggelontorkan dana US$ 1,55 miliar untuk membangun pabrik tersebut. Di pabrik ini, Hyundai memproduksi mobil listrik Ioniq 5 yang telah memperoleh insentif PPN 10%.
Di samping itu, Hyundai bersama LG Energy Solution sedang fokus menyelesaikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang yang bernilai investasi US$ 1,1 miliar dan diperkirakan beroperasi pada semester II-2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News