kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICP Desember 2021 Turun Jadi US$ 73,36 Per Barel


Minggu, 09 Januari 2022 / 17:58 WIB
ICP Desember 2021 Turun Jadi US$ 73,36 Per Barel
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP pada Desember 2021 turun menjadi US$ 73,36 per barel. Jumlah ini turun sebesar US$ 6,77 per barel dari rata-rata November 2021 yang mencapai US$ 80,13 per barel.

ICP SLC juga mengalami penurunan  sebesar US$ 7,12 per bulan dari US$ 80,15 per barel dari  bulan sebelumnya menjadi US$ 73,03 per barel.

Dikutip  dari Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, penurunan ini antara lain dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menanggapi secara overreacted  atas ketidakpastian kondisi pasar seiring peningkatan kasus Covid-19.

Terlebih dengan munculnya varian Omicron, inflasi, pelepasan cadangan strategis dan berlanjutnya peningkatan produksi OPEC+ serta penguatan nilai tukar Dollar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya menyebabkan turunnya minat investor pada komoditas minyak hingga level terendah dalam beberapa tahun dan mendorong aksi profit taking di saat harga masih tinggi.

Baca Juga: Ditutup Melemah, Harga Minyak Mentah Masih Menguat 5% di Pekan Pertama 2022

Faktor lainnya adalah munculnya varian virus Covid-19 baru, Omicron,  yang menyebar dengan cepat pada awal Desember 2021 dan penetapan WHO atas varian virus Covid-19 Omicron sebagai varian of concern di beberapa kawasan seperti Afrika Selatan, Eropa, Amerika, dan Asia, menyebabkan negara-negara di Eropa seperti Inggris, Norwegia, Jerman, Italia, Australia, Denmark dan China memutuskan untuk kembali menerapkan pembatasan aktifitas. 

“Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran terjadinya penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah global serta ekspektasi pasar agar OPEC+ menunda keputusan untuk tetap melanjutkan peningkatan produksi minyak,” demikian dikutip Exsum tersebut, Minggu (9/1).

Adapun, mengenai pasokan atau produksi dan stok minyak, Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya kenaikan stok gasoline sebesar 7,3 juta barel menjadi 222,7 juta barel dibandingkan stok bulan November 2021, seiring menurunnya permintaan secara musiman yang diperkuat dengan pengetatan aktivitas akibat sebaran varian virus Omicron.

Selain itu, International Energy Agency (IEA) dalam laporan Desember 2021 menyatakan,  pasokan minyak mentah global melebihi permintaan terutama akibat peningkatan produksi AS seiring peningkatan aktivitas pengeboran dan peningkatan produksi OPEC+ sebesar 450.000 barel per hari.

Sementara itu, dari sisi permintaan minyak, merujuk pada laporan IEA menyebutkan, rata-rata permintaan minyak mentah global tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 100.000 barel per hari dibanding laporan bulan sebelumnya akibat peningkatan kasus Covid-19 yang berdampak terutama pada penurunan aktivitas penerbangan dan konsumsi bahan bakar jet.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×