Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah diminta melibatkan banyak pihak dalam pembuatan kebijakan mengatasi gejolak harga pangan di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan, pedagang juga menjadi pihak yang patut didengarkan suaranya dalam pembuatan kebijakan atasi harga pangan.
Misalnya saja menyoal ketentuan pembelian minyak goreng curah yang berubah-ubah. Penetapan pembelian minyak goreng curah dengan nomor induk kependudukan (NIK), kemudian aplikasi PeduliLindungi juga dirasa kurang tepat dilakukan di pasar.
Bahkan hingga saat ini edukasi akan ketentuan tersebut juga belum masif dilakukan. Maka Reynaldi menyebut perlu ada pelibatan banyan pihak dalam hal tersebut.
"Kami kira kalau mau pemerintah itu menyelesaikan seluruh persoalan bahan pangan ini, harus libatkan seluruh stakeholder. Setiap kali kami sarankan untuk pedagang dilibatkan agar tepat kebijakannya yang dibuat dan bisa terimplementasi dengan baik," paparnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/6).
Kemudian blusukan yang dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di beberapa pasar juga dinilai belum dapat menyelesaikan tingginya harga pangan.
Baca Juga: Mendag: Harga Sejumlah Bahan Pokok Masih Tinggi
"Mau Pak Mendag blusukan ke pasar sana-sini tapi sebelum blusukan tim atau Kementerian Perdagangan sudah mengkondisikan. Saya kira ini bukan upaya untuk menyelesaikan persoalan justru hanya untuk menenangkan Pak Mendag saja. Kalau mau ke pasar mendadak aja, menteri perdagangan mau ke pasar nggak usah diinfokan ke jajaran langsung aja berangkat," ungkap Reynaldi.
Ia juga menilai ucapan Menteri Perdagangan yang menyampaikan bahwa kenaikan harga cabai merupakan bonus bagi petani tidak tepat. Pasalnya Reynaldi menyebut harga cabai rawit merah di tingkat petani ada dikisaran Rp 30.000 - Rp 35.000 per kilogram.
Sedangkan harga di konsumen kini mencapai Rp 110.000 - Rp 120.000 perkilogram. Disparitas harga tersebut diminta dapat ditemukan penyebab dan solusinya.
"Dari petani aja harganya normal kok nggak tinggi dan bonusnya siapa yang dapat? siapa yang mengambil? tinggi disparitas-nya jauh dari harga dari petani ke end user atau konsumen. Pak menteri perdagangan harus tahu hal seperti ini," paparnya.
Jelang Idul Adha saat ini harga pangan masih tinggi, selain cabai, IKAPPI juga menyoroti pada harga bawang merah yang sudah menembus Rp 60.000 per kilogram. Kemudian minyak goreng curah juga masih belum menyentuh pada harga eceran tertinggi (HET).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News