kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

IKAPPI: Harga telur naik di awal tahun


Minggu, 20 November 2016 / 21:25 WIB
IKAPPI: Harga telur naik di awal tahun


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, penurunan harga telur ayam setiap tahun terjadi pada bulan Oktober dan November dan berlangsung sampai pertengahan Desember. Setelah itu, pada awal tahun, biasanya harga telur kembali naik.

Ia bilang, saat ini harga telur di pasaran rata-rata Rp 18.500 per kg. "Seharusnya peternak dan pedagang sudah tahu kalau tiap tahun ini siklusnya," ujar Abdullah, Minggu (20/11).

Menurut Abdullah, bukan hanya harga telur yang jatuh, tapi harga sejumlah komoditas pangan lainnya juga turun, kecuali bawang merah dan cabai merah yang tetap bertahan tinggi masing-masing Rp 56.000 per dan Rp 70.000 per kg.

Penurunan harga telur ini terjadi karena permintaan konsumen turun. Itu disebabkan kebutuhan konsumen pasca Idul Adha kembali normal dan bahkan turun karena sebagian masyarakat menabung untuk persiapan menyambut akhir tahun.

Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN), Ki Musbar mengatakan, selama ini, ada tiga jaringan yang dimiliki peternak layer untuk memasarkan telur ayam. Pertama, untuk konsumsi rumah tangga di pasar tradisional. Kedua, konsumen rumah tangga dari jaringan ritel. Ketiga, industri consumer goods and food.

"Konsumsi rumah tangga di pasar tradisional dan di pasar ritel kalau digabung memang lebih besar daripada konsumsi industri," ujarnya.

Ia mengatakan belum ada data persis berapa persen telur ayam yang masuk ke industri, namun ia mengambil acuan dari penggunaan tepung terigu. "Kalau diperkirakan bisa mencapai sekitar 30% telur masuk ke industri," imbuh Ki Musbar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×