Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sampai dengan kuartal I-2014 , PT Radiant Utama Interinsco Tbk telah mencatatkan nilai kontrak sebesar Rp 2,54 triliun. Sebagian besar kontrak tersebut, berasal dari bisnis pendukung operasional sebesar Rp 1,31 triliun, jasa lepas pantai sebesar Rp 757,02 miliar, bisnis inspeksi sebesar Rp 349,58 miliar, plus bisnis lain-lain sebesar Rp 125,09 miliar.
Untuk tahun 2014 ini, perusahaan dengan kode emiten RUIS ini menargetkan masing-masing kontrak baru untuk bisnis jasa pembangkit listrik sekitar US$ 50 juta dan Rp 512 miliar, bisnis operasional dan perawatan sekitar Rp 589,5 miliar.
Lalu, pada bisnis offshore khusus untuk dredging sekitar US$ 9 juta. Sementara marine support sebesar US$ 17 juta, bisnis agencies sebesar US$ 5 juta serta inspeksi Rp 200 juta.
Sekretaris Perusahaan Radiant Misyal A Bahwal bilang, target kontrak baru tersebut ditetapkan oleh bagian operasional perusahaan berdasarkan informasi tender yang diadakan oleh perusahaan hulu migas.
Asal tahu saja, RUIS adalah perusahaan yang bergerak di bisnis jasa pendukung industri migas termasuk unit produksi mobile offshore, inspeksi, sertifikasi, hingga menyediakan tenaga alih daya untuk operasional. Klien RUIS diantaranya kontraktor Chevron, Total E&P, dan Santos.
Meskipun optimistis bisa mendapatkan kontrak baru sesuai target, Presiden Direktur RUIS Sofwan Farisyi mengaku khawatir pendapatan akan terganggu. Sebab ia melihat banyak proyek besar sektor hulu migas yang saat ini masih macet.
Sebagai contoh, hingga kini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum memberikan izin pengeboran untuk proyek Indonesia deepwater development milik Chevron Pacific Indonesia. "Padahal Chevron adalah salah satu klien Radiant, dan saat ini juga berminat untuk mengejar tender beberapa pekerjaan pada proyek itu," ujar dia, Senin (2/6).
Selain itu, Sofwan juga menyesalkan adanya tarik menarik antara Total E&P Indonesia dengan Pertamina dalam pengelolaan blok Mahakam menjelang habisnya kontrak Total E&P di blok tersebut pada tahun 2017 nanti. "Tidak adanya kepastian dari pemerintah membuat kami mengerem investasi," ujar dia.
Bisnis hulu migas
Disamping bisnis jasa migas, Radiant saat ini juga memiliki beberapa bisnis lainnya, yaitu bisnis hulu migas. Misalnya saat ini mereka memiliki aset migas yang masih dalam tahapan eksplorasi. Sekadar tahu sejak 2008, melalui anak usahanya PT Radiant Bukit Barisan, telah mendapatkan kontrak 30 tahun untuk Blok Migas South West Bukit Barisan. Radiant memiliki saham 51% sekaligus menjadi operatorship dari blok yang terletak di cekungan Sumatra Tengah dengan luas area 3.830 kilometer persegi.
Saat ini Radiant telah menunjuk kontraktor PT ABS dengan tugas untuk melakukan pengeboran pada sumur dengan rig dengan kekuatan 750 horse power. Adapun nilai kontraknya sekitar US$ 5 juta–US$ 6 juta. Selama bulan Februari hingga Mei 2014 ini Radiant juga sudah melakukan persiapan lahan untuk landasan rignya.
Sofwan berharap, pada pertengahan Juni 2014 ini RUIS bisa mulai melakukan mobilisasi rig dan perlengkapan untuk memulai pengeboran. Selanjutnya sekitar Juli sampai Agustus 2014, pengeboran akan dilakukan. Jika hasil pengeboran menemukan cadangan migas maka RUIS akan mengebor tiga sumur lagi pada 2014 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News