Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Industri kecil dan menengah (IKM) ditargetkan menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) di 2025. Jumlah IKM yang terus meningkat diharapkan mampu berkontribusi 50% terhadap PDB.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah menyebut, pada 2010 lalu, jumlah IKM di Indonesia mencapai 3,8 juta unit. Dengan jumlah itu, kontribusi IKM terhadap PDB sekitar 10%. "Nanti pada tahun 2025, jumlah IKM diharapkan bisa meningkat menjadi 6 juta unit," kata Euis saat membuka pameran produk unggulan Jawa Timur, Selasa (4/10).
Saat ini IKM mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9,2 juta jiwa. Total nilai investasi di sektor IKM mencapai Rp 244 triliun dengan kemampuan produksi Rp 561 triliun, dan ekspor US$ 15 miliar. Kontribusi terhadap PDB menurut Euis, bisa ditingkatkan dengan rata-rata pertumbuhan kontribusi terhadap PDB 3% hingga 4% per tahun.
Pencapaian target pertumbuhan IKM akan bisa diraih dengan program penambahan wirausaha baru setiap tahunnya. Namun wirausaha baru yang terbentuk merupakan wirausaha terdidik dari hasil kerjasama dengan industri besar. Kerjasama yang tengah dilakukan di antaranya dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan kawasan industri Jababeka.
Euis mengatakan IKM juga didorong untuk terus meningkatkan nilai tambahnya salah satunya dengan mengurangi kertergantungan komponen impor pada jenis usaha tertentu. Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memfasilitasi kerjasama industri menengah dengan industri besar.
Penopang pertumbuhan IKM di antaranya berasal dari sektor logam dan permesinan. Di sektor ini, IKM bekerjasama dengan industri besar untuk memasok komponen otomotif atau elektronik. Selain itu, juga sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) terutama untuk pemenuhan kebutuhan fesyen.
Euis bilang, insentif yang diberikan pemerintah salah satunya program restrukturisasi mesin IKM. Selain itu, saat ini, Kementerian Perindustrian sedang mengusulkan agar ada subsidi bunga pinjaman bagi IKM tertentu di antaranya untuk produksi fesyen.
Jimanto, penasehat Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengatakan saat ini kontribusi terhadap PDB masih lebih banyak disumbang oleh industri besar. "Padahal idealnya kontribusi industri besar sedikit dan kontribusi industri menengahnya yang besar," kata Jimanto.
Menurutnya, IKM bisa memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat terutama untuk penyerapan tenaga kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk bisa berkembang menurutnya IKM tidak boleh terlalu banyak diatur atau dipersulit. Saat ini, menurutnya, masih banyak tindakan kontraproduktif yang terjadi seperti pungutan dari preman atau pungutan liar dari aparat pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News