Reporter: Vina Elvira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen dan distributor bahan bangunan plastik, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) membidik pertumbuhan bisnis yang positif tahun ini.
Kinerja memuaskan yang ditorehkan tahun lalu, membuat manajemen yakin dapat menuai pertumbuhan lebih baik lagi di sepanjang tahun 2022.
Corporate Finance PT Impack Pratama Industri Tbk Nixon Randy Wisata menyampaikan, secara konservatif perusahaan telah menyusun target bisnis tahun ini. Untuk pendapatan diproyeksikan akan tumbuh 16,7% year on year (yoy) menjadi Rp 2,6 triliun, sementara dari sisi laba bersih ditargetkan sebesar Rp 260 miliar atau tumbuh 23,8% yoy.
"Dilihat dari kuartal pertama 2022, kami percaya mencapai target yang ditentukan. Kemudian, dilihat dari tahun-tahun sebelumnya juga biasanya di semester dua penjualan lebih meningkat dari semester satu," ucap Nixon, dalam Paparan Publik, Rabu (8/6).
Baca Juga: Impack Pratama Industri (IMPC) Menebar Dividen Rp 106,33 Miliar, Cek Jadwalnya
Asal tahu saja, per kuartal pertama lalu, angka pendapatan IMPC telah mencapai Rp 703,07 miliar atau setara 27,03% dari target total pendapatan yang telah ditetapkan perusahaan.
Secara pertumbuhan, pendapatan di kuartal I-2022 berhasil meningkat 27,26% dari sebelumnya Rp 552,45 miliar pada kuartal pertama tahun 2021.
Dari sisi bottom line, IMPC tercatat meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 81,74 miliar. Lebih tinggi dari kuartal I-2021 yang senilai Rp 61,73 miliar.
Direktur PT Impack Pratama Industri Tbk Janto Salim mengatakan, di tahun ini pihaknya optimistis kinerja pelanggan di sektor proyek akan menunjukkan pemulihannya. Maklum, pada tahun sebelumnya pendapatan di sektor ini mengalami penurunan, terutama yang berasal dari proyek-proyek pemerintahan.
Sebaliknya, pendapatan dari sektor ritel justru sangat stabil. Kondisi Covid-19 selama dua tahun terakhir membuat orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga banyak dari mereka yang melakukan renovasi rumah kecil-kecilan.
"Itu memberikan dampak positif ke sektor ritel kami. Ini membuat market kami sangat stabil di dua tahun ini," kata Janto.
Baca Juga: Impack Pratama Industri (IMPC) Bangun Pabrik di Australia
Asal tahu saja, pendapatan berdasarkan jenis pelanggan perusahaan dibagi menjadi dua, yakni ritel dan proyek. Sektor ritel menyumbang 80% dari total pendapatan IMPC, sedangkan 20% sisanya berasal dari sektor proyek.
Meski optimistis dengan prospek bisnis di tahun ini, kinerja perusahaan masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan.
Perusahaan baru saja melewati salah satu tantangan tersebut, yakni mudik lebaran yang ditakutkan akan berdampak pada bisnis perusahaan, lantaran menurunnya jumlah hari kerja.
"Tapi untungnya penjualan kami di bulan Mei masih oke. Kami antisipasi hal-hal seperti ini jadi harus menerapkan strategi yang tepat," sebutnya.
Tantangan juga hadir dari lonjakan harga bahan baku yang terjadi belakangan ini. Menurut Janto, kenaikan harga bahan baku tersebut dapat mempengaruhi margin perseroan di tahun 2022.
"Kami harus antisipasi hal-hal seperti ini karena bahan baku plastik itu komponen utamanya minyak bumi, otomatis itu akan berdampak," jelas dia.
Untuk memaksimalkan laju bisnis di tahun ini IMPC menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 180 miliar, yang bersumber dari kas internal perusahaan dan pembiayaan bank.
Hingga kini dana capex tersebut sudah terserap sekitar 40% yang digunakan untuk tanah bangunan dan mesin serta kendaraan dan peralatan kantor lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News