kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor bahan baku farmasi bisa melejit


Rabu, 06 Maret 2013 / 10:16 WIB
Impor bahan baku farmasi bisa melejit
ILUSTRASI. Robert Kiyosaki merekomendasikan investor untuk terus membeli emas, perak, serta Bitcoin.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Impor bahan baku farmasi dalam tiga bulan pertama 2013 bisa membengkak 15% dari periode serupa tahun lalu. Kenaikan impor itu seiring dengan pertumbuhan pasar farmasi di Tanah Air.

Menurut Kendrariasi Suhanda, Ketua Umum Pharma Materials Management Club (PMMC), produsen farmasi di triwulan I ini mulai meningkatkan kapasitas produksi akibat tingginya permintaan obat di pasar domestik.

Selama Januari 2012  - Maret 2012 impor bahan baku farmasi mencapai sekitar US$ 292 juta. Maka di periode yang sama 2013, impor bahan baku farmasi diperkirakan mencapai US$ 335,8 juta.

Saat ini, kebutuhan bahan baku impor mencapai 90% - 95% dari total kebutuhan bahan baku farmasi domestik.

Sejauh ini, tren pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa waktu belakangan ini belum mengganggu beban biaya produsen farmasi. Pasalnya, harga bahan baku farmasi cenderung stabil.

Apalagi banyak produsen farmasi domestik yang membeli bahan baku farmasi dari China dan India yang dari segi harga lebih miring sekitar 15% ketimbang produk sejenis dari Amerika Serikat atau Eropa.

Bagi produsen farmasi, harga bahan baku yang lebih murah jelas menjadi pilihan utama. Saat ini, biaya bahan baku  memakan porsi 25% dari total biaya industri farmasi.

Pilihan bahan baku yang lebih murah tentu bisa meringankan beban pebisnis farmasi setelah mengalami kenaikan beban biaya upah pekerja dan energi tahun ini.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi), Darojatun Sanusi menambahkan, beban produksi dari pos lain seperti bahan baku farmasi penolong (tambahan) juga menunjukkan tren menanjak. Alhasil, produsen farmasi untuk tahun ini lebih berhati-hati dalam mengembangkan langkah bisnisnya. "Kemungkinan ekspansinya tidak sekencang tahun lalu," ujarnya.

Berbagai kenaikkan beban produksi di tahun ini juga membuat PT Kalbe Farma Tbk berencana melakukan sejumlah langkah efisiensi untuk mempertahankan margin usaha di tahun ini. "Efisiensi meliputi suplai bahan baku serta operasional produksi dan distribusi," kata Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma, kemarin.

Dengan proyeksi harga bahan baku yang stabil, ia yakin target bisnis yang dicanangkan tahun ini bisa tercapai. Kalbe menargetkan margin usaha 16% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×