Reporter: Nurmayanti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Produsen lampu hemat energi (LHE) kembali gundah. Sebab, produk LHE impor legal asal China kembali membanjiri pasar lokal sejak Mei 2009 lalu.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 13 juta unit per bulan, atau senilai US$ 13 juta per bulan dengan perkiraan harga US$ 1 per unit. Artinya bila dihitung sejak Juni, telah ada sekitar 39 juta unit lampu impor senilai US$ 39 juta asal China yang membanjiri pasar lokal.
Ujungnya, pengusaha lampu kehilangan potensi kenaikan pasar LHE di dalam negeri. Padahal, pada tahun ini, mereka berharap mampu menguasai setidaknya 50%, atau sebanyak 80 juta unit dari kebutuhan nasional 160 juta unit. Tahun-tahun sebelumnya, produsen lokal hanya mampu menguasai 20 juta unit lampu dari kebutuhan nasional. Sedangkan sisanya dikuasai impor dari berbagai negara, yang terbesar China.
"Kami menengarai hal ini karena pengawasan dari sisi verifikasi yang lemah. Terutama dari partner perusahaan verifikasi kita yang bertugas mengawasi dari tempat awal mula produk impor berasal yaitu dari China. Jadi kelihatannya Permendag 56/2008 tentang aturan impor produk tertentu tidak jalan," kata Ketua Umum Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) John Manoppo.
John bilang, dugaan proses verifikasi yang tak maksimal merupakan pengakuan para importir ketika dirinya bertandang ke China. Para importir itu mengaku tak terlalu mengalami kesulitan yang berarti pada saat mengimpor produknya ke Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News