kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor tekstil dan produk tekstil melonjak, produsen makin resah


Kamis, 28 Juni 2018 / 18:29 WIB
Impor tekstil dan produk tekstil melonjak, produsen makin resah
ILUSTRASI. Pabrik industri tekstil


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan impor produk manufaktur nasional kian meresahkan produsen termasuk produsen TPT. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Januari-Mei 2018 naik 6,16% sedangkan nilai impornya melonjak hingga 28,02% (yoy). Data Bank Indonesia kuartal I-2018 menunjukan bahwa ekspor produk manufaktur hanya tumbuh 3,2% sedangkan impornya melonjak hingga 23,5% (yoy).

Sementara ekspor tekstil dan produk tekstil pada kuartal I-2018 naik 7,9% sedangkan impornya melonjak hingga 19,5%. Lonjakan impor juga terjadi disektor Elektronik, baja, pulp/kertas, produk karet, alas kaki dan furnitur yang naik masing-masing 29,9%, 33,9%, 32,5%, 82,1%, 30% dan 46% serta sektor lainnya yang mengalami lonjakan rata-rata diatas 20%.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat Dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menyatakan  pihaknya sudah menyampaikan keresahannya secara tertulis kepada Menteri Perdagangan dan kementerian terkait sebelum lebaran, namun hingga saat ini belum ada tanggapan.

“Ini kondisi kian memburuk, defisit perdagangan terus mempengaruhi nilai tukar, pasar domestik dibanjiri produk impor, kinerja ekspor juga tertahan dayasaing” jelas Redma dalam keterangan pers, Kamis (28/6).

Menurutnya pemerintah harus segera membenahi kebijakan perdagangannya, karena selama ini memang dikenal sangat pro importir. Misalnya kebijakan di Pusat Logistik Berikat (PLB) dan Permendag 64 2017.

Redma menjelaskan penjualan di sektor hulu pada Mei-Juni 2018 turun sebesar 15% karena produsen kain tidak berani ambil bahan baku. “Produsen tenun dan rajut melihat timbunan kain jadi impor di PLB dalam jumlah yang sangat besar, jadi pasca lebaran mereka tahan dulu,” ungkapnya.

Beberapa hari yang lalu, Menteri Keuangan menyatakan bahwa kenaikan impor berguna untuk menunjang industri. Namun di sektor tekstil Redma membantahnya, karena angka kenaikan ekspor justru tidak signifikan dengan impor, bahkan utilisasi produsen kain saat ini masih di bawah 50% sehingga semua bahan baku bisa dipasok oleh produsen lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×