Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Laju impor tembakau dari Turki selama periode Januari-April 2011 meningkat tajam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai impor tembakau dari Turki di Januari-April 2011 tahun ini telah mencapai US$ 10,09 juta. Nilai ini melonjak 266,9% dibandingkan periode yang sama di 2010 yang hanya US$ 2,75 juta.
Kontribusi kenaikan impor tembakau di empat bulan pertama 2011 ini berasal dari impor di April 2011 yang meningkat hingga 2.208% menjadi US$ 4,50 juta dari US$ 195.010 di bulan sebelumnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Budidoyo menduga, peningkatan impor yang cukup signifikan ini lantaran para produsen rokok mengantisipasi kekurangan pasokan bahan baku tembakau di dalam negeri.
"Saat ini saja kita belum memanen, memasuki bulan Juli dan Agustus nanti baru bisa terlihat hasil panen tembakau. Wajar saja, bila para produsen memasok tembakau di pabrik mereka dari negara lain," katanya, Jumat (10/6).
Walaupun para produsen rokok meningkatkan impornya, Budidoyo bilang tahun ini optimistis hasil panen tembakau bisa lebih baik dari tahun lalu. Ia menargetkan panen tembakau tahun ini bisa berkisar 160.000 ton sampai 190.000 ton. Sementara, kebutuhan tembakau di dalam negeri tahun ini mencapai 220.000 ton.
Menurut Budidoyo, daerah panen yang sudah terlihat baik tahun ini di daerah Sumedang, tepatnya di Tanjung Kari Jawa Barat serta di Temanggung. Ia bilang, kondisi cuaca di daerah tersebut terlihat lebih panas, sehingga memungkinkan hasil panen yang lebih baik di bulan Juli-Agustus mendatang.
"Yang terpenting bagi petani tembakau lokal adalah pabrik rokok di Indonesia menyerap hasil panen mereka. Sebab, meskipun mereka mengimpor tembakau dari negara lain, itu hanya sebagai blending atau campuran saja," tambah Budidoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News