kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inalum dan Antam gandeng Chalco untuk bangun SGAR di Kalimantan Barat


Jumat, 12 Oktober 2018 / 17:55 WIB
Inalum dan Antam gandeng Chalco untuk bangun SGAR di Kalimantan Barat
ILUSTRASI. Inalum


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menjalin kemitraan dengan Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco) Hongkong untuk membangun pabrik pengolahan (Smelter) Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. 

Pembangunan smelter ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi Inalum sebagai Holding Industri Pertambangan (HIP) bersama anggota HIP PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) guna meningkatkan nilai tambah produksi bauksit menjadi alumina.

Kerja sama ketiga perusahaan tersebut tertuang dalam penandatanganan kesepakatan di Indonesia Investing Forum 2018, IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali, pada Kamis (11/10) oleh Managing Director Inalum Oggy A. Kosasih dengan Presiden Direktur Chalco Hongkong, Li Wangxing.

SGAR tersebut dibangun oleh perusahaan patungan (joint venture) yang dibentuk Inalum, Antam dan Chalco, yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Smelter yang memproses bauksit ke alumina ini diproyeksikan bisa meningkatkan nilai tambah hingga 16 kali lipat.

Oggy A. Kosasih mengungkapkan, alumina merupakan bahan baku utama untuk memproduksi aluminium ingot. Dengan kapasitas produksi Inalum sebanyak 250 ribu metrik ton aluminium ingot per tahun, Inalum membutuhkan 500 ribu metrik ton alumina, dimana saat ini kebutuhan tersebut masih dipasok dari luar negeri.

Sementara itu, Corporate Secretary Inalum Ricky Gunawan mengatakan, adanya smelter yang meningkatkan nilai tambah bauksit ini bisa mengurangi devisa impor senilai US$ 600 juta per tahun dengan asumsi kapasitas 1 juta ton. 

“Inalum akan meningkatkan kapasitas produksinya yang saat ini 250.000 ton menjadi 1 juta ton. Saat ini baik Antam maupun Inalum belum memiliki pabrik SGAR,” kata Ricky kepada Kontan.co.id, Jumat (12/10).

Untuk proses pembangunannya, konstruksi proyek SGAR dilakukan dalam dua tahap dengan total kapasitas produksi 2 juta metrik ton alumina. Untuk tahap 1 dengan dengan kapasitas 1 juta metrik ton ditargetkan sudah bisa ground breaking pada Kuartal 4 tahun 2018.

Menurut Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo, saat ini proyek SGAR tersebut tengah masuk tahap tender Engineering, Procurement, and Construction (EPC). “Insha Allah (optimis bisa ground breaking pada Kuartal 4 tahun 2018) sekarang sudah proses tender EPC,” ungkapnya.

Sementara untuk nilai investasi, pembangunanpabrik tahap 1 tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$ 850 juta. “(porsinya) 30% Antam, 40% Inalum, dan 30% Chalco” kata Arie.

Adapun, mengenai komoditas bauksit, hingga Semester I-2018, Antam telah memproduksi sebesar 416 wet metric ton (wmt). Dari jumlah tersebut, Antam mencatatkan pendapatan dari bauksit sebesar Rp. 126 miliar, diaman angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 137% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×