kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inalum ingin bangun dua smelter baru


Rabu, 05 Agustus 2015 / 10:52 WIB
Inalum ingin bangun dua smelter baru


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri

KETAPANG. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) terus melanjutkan proses pembangunan dua pabrik pengolahan dan pemurnian alias smelter baru. Targetnya, smelter aluminium sudah mulai beroperasi pada 2017, sedangkan smelter wallet billet aluminium akan beroperasi sejak awal 2016.

Direktur Utama PT Inalum Winardi mengatakan, pembangunan smelter aluminium yang kedua ini masih harus menunggu hasil studi kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 1.000 megawatt (MW). PLTU itu dibangun bersama PT Bukit Asam Tbk.

Targetnya, dalam tiga bulan kedepan, studi kelayakan sudah tuntas. "Setelah itu, baru pembangunan PLTU dimulai dan memakan waktu 1 tahun," kata Winardi saat dihubungi KONTAN, Selasa (4/8).

Winardi mengungkapkan, pembangunan smelter aluminium yang kedua ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi aluminium PT Inalum. Jika saat ini berkapasitas 260.000 ton pertahun, menjadi 500.000 ton pertahun pada tahun 2020 mendatang. "Ini kami targetkan sudah beroperasi di 2017," ujar Winardi yang merupakan mantan Direktur Operasi PT Antam.

Bersamaan dengan pembangunan smelter aluminium yang kedua, PT Inalum juga sedang membangun smelter wallet billet aluminium. Untuk proyek yang ini, kata Winardi, proses pembangunannya sudah dimulai sejak Januari 2015 yang lalu. Pencapaian proyek hingga kini sudah sekitar 14%. "Kami targetkan pada awal tahun depan smelter ini sudah mulai beroperasi," jelasnya.

Untuk membangun dua smelter sekaligus itu, PT Inalum mengalokasikan dana investasi lebih dari US$ 2 miliar. Harapannya, produksi aluminium yang dihasilkan akan bisa memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. "Tapi ekspor juga menjadi perhatian serius kami," imbuh dia.

Dari Januariā€“Juni 2015, PT Inalum telah menjual aluminium sebanyak 80.000 ton. Sementara akhir tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan bisa menjual sebesar 250.000 ton. "Itu dengan asumsi harga aluminium sebesar US$ 18.000 per ton," tandas Winardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×