Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Produsen aluminium, PT Indonesia Asahan Aluminium menurunkan target produksi tahun ini. Penurunan target produksi perusahaan yang akrab disebut Inalum tersebut karena imbas turunnya debit air penggerak turbin listrik di Danau Toba, Sumatra Utara.
Ricky Gunawan, Sekretaris Perusahaan Inalum menjelaskan, penurunan produksi sudah terjadi sejak tahun 2016 lalu. Sebab, produksi Inalum hanya 245.000 ton per tahun atau turun 4,7% ketimbang tahun sebelumnya sebanyak 257.000 ton. "Tahun ini produksi hanya 241.000 ton per tahun," kata Ricky saat dihubungi KONTAN, Rabu (25/1).
Jika mengacu produksi tahun lalu, maka proyeksi produksi Inalum tahun ini turun 1,6%. Ricky menjelaskan, debit air danau Toba yang menyusut menjadi sumber masalahnya. Adapun solusi untuk mengembalikan debit air tersebut, Ricky bilang sangat tergantung dengan kondisi alam. Jika curah hujan di sekitar danau Tiba tinggi, maka debit air di danau Toba otomatis kembali naik.
Menurut Ricky, pihaknya sudah berusaha membuat hujan buatan di wilayah sekitar Danau Toba. Namun, usaha tersebut tak mampu mendongkrak jumlah debit air di Danau Toba naik secara signifikan. Menurut Ricky, masalah ketersediaan air di Danau Toba saat ini telah menjadi perhatian serius manajemen perusahaan, karena berdampak ke rencana produksi.
Sejatinya tahun ini, Inalum menyusun rencana penambahan kapasitas produksi aluminium ingot menjadi 300.000 ton per tahun. Bahkan, Inalum punya rencana tahun 2021 nanti bisa memproduksi aluminium ingot sebesar 500.000 ton dan produksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 sebesar 1 juta ton per tahun.
"Kami akan mencoba dua teknologi baru, satu dari teknologi Sany dari China dan satu lagi teknologi Kannak asal Eropa. Untuk teknologi baru itu akan kami uji coba bulan Februari, dan hasilnya akan terlihat enam bulan setelahnya," kata Ricky
Selain itu, Inalum juga berencana melakukan pengembangan produk dengan memproduksi billet dan alloy sebanyak 60.000 ton per tahun. Komposisinya; 45.000 ton alloy dan 15.000 billet. "Tim pemasaran kami sedang menimbang-nimbang pemasarannya. Tapi yang jelas segmen pasarnya adalah perusahaan otomotif," kata Ricky.
Untuk produk alloy, Inalum berencana bisa memproduksinya sebanyak 90.000 ton per tahun di 2018. Kemudian di tahu yang sama, Inalum juga mematok target produksi billet sebanyak 30.000 ton per tahun. Adapun untuk produk aluminium, Inalum hingga saat ini sudah memiliki banyak pelanggan terutama dari perusahaan otomotif seperti dari grup Astra.
Dua pelanggan besarnya adalah; PT Astra Otoparts Tbk dan PT Astra Honda Motor. Selain perusahaan otomotif, produk Inalum diserap perusahaan alat rumah tangga seperti Maspion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News