Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang penyelidikan dan pengkajian bidang geologi untuk mengincar blok migas baru.
Berlaku tiga tahun, perjanjian kerja sama meliputi pengkajian, studi, dan survei potensi sumberdaya migas dan sumberdaya hidrogen alami di Indonesia. Hasilnya dapat digunakan dalam peningkatan operasional baik oleh PHE maupun Pusat Survei Geologi untuk mendukung program-program strategis nasional.
Direktur Ekplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menyampaikan saat ini PHE tengah mengejar blok-blok migas baru dan tengah mengkaji potensi hidrogen alami di Indonesia. Hal tersebut, sambungnya, dapat mendukung program Asta Cita dari Pemerintah yang salah satunya adalah swasembada energi.
Dalam upaya pemetaan potensi hidrogen alami di Indonesia, PHE sangat terbantu oleh hasil pemetaan yang telah dilakukan Pusat Survei Geologi. Hasil pemetaan tersebut menunjukkan adanya singkapan batuan ultramafik di Indonesia yang sangat luas yaitu kurang lebih 2,7 juta ha, dimana 1,6 juta ha diantaranya ada di Lengan Timur dan Tenggara Pulau Sulawesi.
Baca Juga: Medco (MEDC) Menatap Tahun 2025, Bakal Tancap Gas di Bisnis Migas & Listrik
“Melalui proses serpentinisasi batuan ultramafik dapat menghasilkan hidrogen alami yang cukup menjanjiakan di area ini," ungkap Muharram dalam keterangan resmi, Selasa (3/12).
Penandatanganan kerja sama ini pun merpakan langkah PHE untuk menempatkan posisinya dalam memanfaatkan potensi eksplorasi dengan target sumberdaya yang signifikan-giant untuk pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
Kepala Badan Geologi Muhamad Wafid menjelaskan, kegiatan pemetaan merupakan bagian dari percepatan sebagai data dasar spacial untuk pembangunan nasional serta mitigasi bencana geologi.
"Survei dan rekomendasi keprospekan sumberdaya migas adalah pondasi penting dalam peningkatan produksi migas untuk kemandirian energi, serta bagian penting kontribusi dari ESDM yang secara tidak langsung berhubungan dengan kenaikan lifting,” jelasnya.
Wafid menambahkan, tidak akan bisa tercapai tanpa eksplorasi masif untuk mendapatkan giant field di Indonesia. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini salah satunya untuk penyelidikan data dan studi potensi sumberdaya minyak dan gas bumi serta hidrogen alami di Indonesia.
Baca Juga: Menteri ESDM Minta Jumlah Lelang WK Migas Tahun Depan 3x Lipat dari Tahun Ini
Selanjutnya: Konsisten Tumbuh Sejak IPO, SKB Food Raih The Fastest Growing New Public Company 2024
Menarik Dibaca: Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Pantau Kepatuhan Kewajiban Uji Emisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News