kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Turunkan bea masuk sawit, Gimni proyeksi ekspor CPO ke India naik 4% di 2020


Kamis, 02 Januari 2020 / 18:20 WIB
Turunkan bea masuk sawit, Gimni proyeksi ekspor CPO ke India naik 4% di 2020
ILUSTRASI. Petani memindahkan buah kelapa sawit yang baru dipanen, di Padangpariaman, Sumatera Barat, Senin (16/7). India turunkan bea masuk sawit, Gimni proyeksi ekspor CPO ke India naik 4% di 2020.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

Sahat menilai, langkah ini baru diambil oleh India melihat Indonesia sudah melaksanakan B30 di 2020. Langkah Indonesia dinilai bukan hanya gertakan semata.

Untuk memenuhi tambahan volume B30, terdapat kecenderungan Indonesia akan mengurangi volume ekspor terutama dalam bentuk CPO. Pasalnya, adanya penerapan B30 akan membuat pemakaian sawit di pasar domestik akan bertambah 3 juta ton per tahun.

"Di sinilah kejelian India membaca gejolak, maka bea masuk produk turunan sawit seperti RDB Oilein diturunkan dari 50% menjadi 45% dengan tujuan bahwa India akan bersaing dengan Uni Eropa untuk mendapatkan pasokan sawit," ujar Sahat.

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) siapkan belanja modal Rp 617 miliar di 2020, untuk apa saja?

Kedua, lahan kebun sawit pun tidak mengalami perluasan, sehingga produksi sawit Indonesia akan terbatas terlebih dengan adanya kebakaran dan kemarau panjang di 2019. Kemarau tersebut berdampak pada produksi sawit di 2020.

Sahat memperkirakan total ekspor sawit dan turuannya dari Indonesia di 2019 akan sekitar 35 juta ton dan diperkirakan ekspor Indonesia di 2020 hanya sekitar 33 juta hingga 33,5 juta ton.

"Ekspor volume ke India kami kita akan tumbuh, sesuai dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi mereka yang meningkat. Oleh karena itu, jalan yang akan ditempuh oleh eksportir adalah mengurangi volume ekspor sawit ke Uni Eropa," jelas Sahat.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud pun mengatakan, penurunan bea masuk akan memberi ransangan bagi importir minyak sawit India untuk memilih CPO dan produk turunannya.

Baca Juga: Sektor saham ini diprediksi bakal bersinar dan meredup pada tahun depan

Musdalifah berharap, dengan langkah India ini maka permintaan atas CPO dan turunannya semakin tinggi sehingga berdampak pada peningkatan harga. Ini pun semakin didorong dengan adanya program B30 di dalam negeri.

"Yang utama mendorong ekspor. Dengan demand yang semakin tinggi berarti pasar tersedia, akhirnya harga menjadi lebih baik," tutur Musdalifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×