kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indika Energy (INDY) Jajaki Kerja Sama Terkait Kendaraan Listrik Dengan Foxconn


Kamis, 29 September 2022 / 05:20 WIB
Indika Energy (INDY) Jajaki Kerja Sama Terkait Kendaraan Listrik Dengan Foxconn


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY)  bakal menjajaki kerja sama investasi untuk ekosistem kendaraan listrik dengan Hon Hai Technology Group (Foxconn), dan mitra lainnya di Indonesia.

Head of Corporate Communication INDY, Ricky Fernando mengatakan, ekosistem kendaraan listrik tersebut bakal meliputi pembuatan baterai listrik berikut sel baterai, modul baterai, dan baterainya, hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik.

“Lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang electric vehicle (EV) yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange atau swap station, baterai daur ulang, serta penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV,” ungkap Ricky kepada Kontan.co.id, Selasa (27/9).

Baca Juga: Indika (INDY) Akuisisi Perusahaan Tambang dan Smelter Bauksit Senilai Rp 74,9 Miliar

Belakangan, hubungan kerja sama antara INDY dan Foxconn di bidang kendaraan listrik memang semakin erat. Pada 22 September 2022 lalu, anak usaha yang secara langsung dan tidak langsung dimiliki 100% oleh INDY, PT Mitra Motor Group (MMG), mendirikan perusahaan patungan bersama afiliasi Foxconn, yaitu Foxteq Singapore Pte Ltd.

Perusahaan patungan yang dinamai  PT Foxconn Indika Motor (FIM) ini direncanakan melakukan kegiatan manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai elektrik. Dalam surat tertanggal 23 September 2022 yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen INDY menukilkan bahwa FIM bakal menjalankan 3 kegiatan usaha, yaitu melakukan kegiatan manufaktur kendaraan bermotor roda empat atau lebih (KBLI 29101 dan KBLI 29300), melakukan kegiatan manufaktur batu baterai (KBLI 27201), dan memberikan jasa konsultasi manajemen (KBLI 70209). 

Pada pembentukan perusahaan patungan tersebut, MMG melakukan penyertaan saham sebesar Rp 39 miliar atau setara 60% dari total modal Rp 65 miliar, sedang Foxconn menyetor Rp 26 miliar atau setara 40% sisanya. Belum ketahuan berapa kapasitas produksi kendaraan listrik yang direncanakan terpasang pada FIM.

“Besaran target produksi saat ini masih dalam diskusi internal,” tutur Ricky.

Baca Juga: Ilectra Motor Group (IMG) Fokus Membesarkan Merek Motor Listrik ALVA

Menurut Ricky, rencana kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik antara INDY, Foxconn, dan mitra lainnya dilakukan dalam konteks upaya INDT memperbesar porsi kontribusi usaha non batubara dalam total pendapatan konsolidasinya. Asal tahu, emiten yang lekat dengan sosok Arsjad Rasjid itu berambisi untuk memperbesar porsi kontribusi pendapatan non batubara hingga mencapai 50% dari total pendapatan. Hal ini juga ditegaskan dalam Laporan Tahunan 2021 INDY.

Selain kendaraan listrik, ikhtiar INDY dalam memacu bisnis non batubara lainnya juga dijumpai pada sektor energi terbarukan. Kontan.co.id mencatat INDY mengumumkan rencananya memberikan pinjaman kepada afiliasi usahanya yang bergerak di sektor pembangunan pembangkit listrik pada awal Agustus lalu.

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (3/8), Manajemen INDY menyebutkan bahwa INDY dan Fourth Partner Energy Singapore Pte Ltd akan memberikan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan patungan mereka, yaitu PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).

Pemberian pinjaman dari INDY kepada EMITS akan dilakukan oleh anak perusahaan Indika yang berdomisili di Singapura, yaitu Indika Capital Pte Ltd. Pinjaman yang diterima oleh EMITS dialokasikan untuk tujuan operasional dan pelaksanaan proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), baik sebagai aset perusahaan untuk disewakan secara jangka panjang, maupun untuk biaya rekayasa, pengadaan, dan konstruksi PLTS bagi pelanggannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×