Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo-Rama Synthetics Tbk belum menunjukkan kinerja yang prima di enam bulan pertama. Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, emiten tekstil berkode saham INDR tersebut hanya mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 285,17 juta, turun 28,43% dibanding pendapatan bersih periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 398,50 juta.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih perusahaan merosot dengan penurunan yang lebih dalam oleh karena kontras perbandingan yang signifikan akibat adanya keuntungan satu kali sebesar US$ 30 juta yang diperoleh dari pelepasan entitas asosiasi pada paruh pertama tahun lalu.
Tercatat, laba bersih INDR merosot 96,92% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi US$ 1,08 juta di semester I 2020. Sebelumnya, laba bersih perusahaan tercatat mencapai US$ 35,28 juta di semester I 2019.
Direktur Utama PT Indo-Rama Synthetics Tbk, Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan, penurunan kinerja pada sisi topline di enam bulan pertama diakibatkan oleh pasar yang lesu di sepanjang April-Juni 2020. Kala itu, utilisasi produksi perusahaan untuk pabrik yang berlokasi di Indonesia bahkan turun hingga menjadi 50% dari kapasitas terpasang.
Baca Juga: Pandemi corona tidak menghalangi ekspansi Indo-Rama Synthetics (INDR)
“Dengan melihat kondisi yang ada, kami memperkirakan realisasi penjualan pada tahun ini akan lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya,” kata Baldwa dalam paparan publik yang dihelat secara virtual, Senin (31/8).
Sedikit informasi, mengacu kepada laporan tahunan perusahaan di tahun 2019, INDR sempat membidik target penjualan bersih sebesar US$ 725 juta. Dus, hitungan Kontan.co.id, realisasi penjualan bersih INDR baru mencapai sekitar 39,33% dari target perusahaan.
Baldwa berujar, pihaknya belum ingin melakukan revisi terhadap target perusahaan, sebab ia menilai bahwa kondisi pasar ke depan masih sulit untuk diprediksi.
Kendati demikian, Baldwa mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mulai melihat adanya tanda-tanda pemulihan pasar domestik maupun ekspor memasuki awal paruh kedua tahun ini. Hal ini tercermin dari utilisasi produksi pabrik-pabrik perusahaan yang kini sudah mulai mendekati 100%.
Asal tahu, saat ini INDR memiliki sejumlah pabrik yang berlokasi di Purwakarta, Campaka dan Bandung, Indonesia dan di Uzbekistan, Sri Lanka dan Turki. Saat ini, INDR memiliki kapasitas produksi benang pintal sebesar 130.000 ton per tahun, serat polyester perusahaan berjumlah 280.000 ton per tahun.
Baca Juga: Akibat corona, produksi Indorama (INDR) di Indonesia, Sri Lanka dan Uzbekistan turun
Dengan tren yang ada, Baldwa mengaku optimis pencapaian di paruh kedua akan lebih baik bila dibandingkan dengan realisasi kinerja di paruh pertama tahun ini. Perkiraan Baldwa, penjualan ekspor masih akan mendominasi penjualan perusahaan sampai tutup tahun, sebab perusahaan masih memiliki basis pelanggan yang kuat dan terdiversifikasi di leih dari 70 negara tujuan ekspor.
Catatan saja, penjualan ekspor bruto perusahaan tercatat menyumbang US$ 178,86 juta atau setara 62,51% dari total penjualan sebelum dikurangi retur dan potongan penjualan di enam bulan pertama tahun ini. Sampai tutup tahun nanti, kontribusi penjulan ekspor perusahaan diperkiraan berkisar 55%-65% dari total penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News