kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Indonesia akan siap dengan kendaraan listrik asal chargingnya ada di setiap SPBU


Senin, 25 Oktober 2021 / 06:33 WIB
Indonesia akan siap dengan kendaraan listrik asal chargingnya ada di setiap SPBU
ILUSTRASI. PT PLN (Persero) membuka peluang kerja sama bagi para pelaku usaha untuk ikut membangun 101 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keinginan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem kendaraan listrik dunia mulai terwujud. Teranyar perusahaan asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry atau Foxconn, menyatakan komitmennya untuk menanam investasi industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kesiapan pasar domestik kendaraan listrik tergantung dari ekosistem kendaraan listrik itu sendiri. Misalnya seperti ketersediaan tempat charging untuk kendaraan tersebut.

“Misalnya soal tempat pengisian batrai, harusnya sekarang ada tiap SPBU Pertamina. Mobil itu kan barang yang bergerak, artinya si pembeli mobil listrik butuh diyakinkan charging station di pulau jawa bali dulu siap,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (24/10).

Baca Juga: Foxconn berkomitmen investasi industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia

Selain itu, Bhima bilang, kesiapan lain yang harus dipersiapkan pemerintah adalah terkait dengan suku cadang dan bengkel. Misalnya dengan menyediakan bengkel-bengkel yang sudah siap dan hisa melakukan servis kendaraan listrik.

Adapun, tantangan yang harus dihadapi dengan adanya kendaraan listrik ini yaitu, soal harga mobil listrik yang terbilang mahal atau masuk segmentasi menengah atas.

Dia menyarankan agar insentif untuk harga kendaraan listrik di dalam negeri ditambah lagi, sehingga harganya lebih terjangkau dan bisa banyak diminati masyarakat.

“Insentif tersebut misalnya pajak kendaraan bermotor , PPNBM 0% digabung dengan PPN 0% serta bea balik nama atau pajak tahunan kendaraan 0 rupiah. Harus jor joran berikan insentif untuk mendorong minat memakai kendaraan listrik,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Konsorsium Hyundai dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) yang diwakili langsung oleh CEO Hyundai Mobis Co. Ltd. Sung Hwan Cho dan CEO LG Energy Solution (LGES) Jonghyun Kim, serta Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho.

Baca Juga: Arab Saudi menargetkan 30% kendaraan listrik di Riyadh tahun 2030

Konsorsium Hyundai, yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia, atau yang dikenal juga dengan nama Indonesia Battery Corporation (IBC), akan membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik dengan total nilai investasi kurang lebih US$ 1,1 miliar dengan rencana penyerapan tenaga kerja sekitar 1.000 orang.

Kerja sama investasi ini merupakan salah satu tahap dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai US$ 9,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×