kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Indonesia Defisit US$ 15,9 Juta ke Prancis, Surplus US$ 4,49 M ke UE di Januari 2025


Kamis, 10 April 2025 / 22:56 WIB
Indonesia Defisit US$ 15,9 Juta ke Prancis, Surplus US$ 4,49 M ke UE di Januari 2025
ILUSTRASI. Menteri perdagangan (Mendag) Budi Santoso


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melansir dari catatan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada Januari 2025, defisit Indonesia terhadap Prancis mencapai US$ 15,9 juta. Ini berarti, terdapat penurunan nilai defisit hingga 66,6% dibanding Januari 2024 sebesar 47,7 juta.

Sementara itu, tercatat pada tahun 2024, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 532,40 juta terhadap Prancis. Nilai ini terhitung menurun 14,80% dibandingkan defisit pada 2023 yang sebesar US$ 738,60 juta.

Ada pun komoditas ekspor utama Indonesia ke Prancis pada 2024, antara lain, transformator elektrik dan konverter statis, aparatus listrik, kendaraan bermotor, cokelat, mentega (butter), lemak dan minyak, serta suku cadang dan aksesori kendaraan.

Sementara itu, terhadap Uni Eropa, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 mengalami surplus mencapai US$ 452,17 juta. Terdapat peningkatan 7,39% dibanding Januari 2024 lalu yang sebesar US$ 421,05 juta.

Baca Juga: Soal Rencana Pemangkasan Bea Keluar Ekspor CPO ke AS, Kemendag: Masih Pembahasan

Ada pun, selama 2024 Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 4,49 miliar terhadap Uni Eropa. Nilai ini bahkan meningkat 77,18% dibandingkan surplus pada 2023 yang sebesar US$ 2,53 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa pada 2024, antara lain, lemak dan minyak hewani, nabati, atau mikroba; alas kaki; mesin dan perlengkapan elektrik; bijih logam, terak, dan abu; serta besi dan baja.

Sedangkan, impor utama Indonesia dari Uni Eropa, antara lain, reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kendaraan selain yang bergerak di atas rel, instrumen dan aparatus optic, dan produk farmasi.

Lebih lanjut, Mendag Budi Santoso telah melakukan pertemuan dengan Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Warga Prancis di Luar Negeri Laurent Saint-Martin di kantor Kementerian Perdagangan RI, Rabu (9/4).

Baca Juga: Kemendag Targetkan Penyelesaian 4 Perjanjian Dagang pada Tahun 2025

Pertemuan ini dilakukan sebagai upaya percepatan penyelesaian Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA).

Busan berharap dengan dilakukannya hubungan bilateral ini, Uni Eropa bisa membuka akses pasar bagi produk-produk utama Indonesi, seperti sawit, alas kaki, tekstil, dan perikanan.

“Indonesia juga mengharapkan akses pasar bagi produk-produk utama Indonesia seperti minyak sawit, alas kaki, tekstil, dan produk perikanan,” terang Busan melalui siaran pers, Rabu (9/4).

Sebagai informasi, perjanjian IEU-CEPA merupakan perjanjian dagang yang komprehensif dengan tujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua belah pihak, meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama di berbagai sektor.

Baca Juga: Prabowo Minta Aturan yang Tidak Menguntungkan Dicabut, Kemendag Angkat Bicara

Selanjutnya: Cermati Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Saat IHSG Melonjak, Kamis (10/4)

Menarik Dibaca: Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi, Begini Cara Mencegahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU

[X]
×