kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kementerian Pariwisata Mendorong Inovasi SDM Perhotelan Berbasis Kecerdasan Buatan


Sabtu, 02 Agustus 2025 / 19:22 WIB
Kementerian Pariwisata Mendorong Inovasi SDM Perhotelan Berbasis Kecerdasan Buatan
ILUSTRASI. Suasana di sebuah lobby hotel di Jakarta, Rabu (28/5/2025). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap pemerintah bisa segera menghadirkan stimulus atau insentif untuk mengurangi beban industri perhotelan guna mendorong tingkat okupansi perhotelan yang mengalami penurunan okupansi 96,7% sepanjang kuartal I 2025./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/05/2025.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indonesia tengah memasuki fase pertumbuhan pariwisata yang signifikan. Target mencapai 25,75 juta tenaga kerja di sektor pariwisata pada 2025 serta peningkatan kontribusi industri ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hingga 4,6%. 

Namun, peningkatan kualitas layanan tidak mungkin tercapai tanpa intervensi serius dalam peningkatan kapabilitas sumber daya manusia.

Masih banyak hotel di Indonesia yang belum memiliki sistem pelatihan berkelanjutan yang sesuai dengan tantangan zaman. Maka, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Asosiasi Manajer SDM Hotel Indonesia (AMSIH), ELSA Speak dan Paradigm resmi menggelar Hospitality Forum 2025.

Forum ini  mendorong transformasi sistem pembelajaran di sektor perhotelan melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghadirkan layanan kelas dunia. Transformasi ini bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis.

Survei terhadap peserta forum mengungkapkan, 94,4% hotel belum pernah melaksanakan pelatihan hyper personalized berbasis AI. Sementara 44,4% pemimpin SDM menyebut variasi kemampuan bahasa Inggris antar karyawan sebagai tantangan terbesar. Ketimpangan ini menunjukkan, sektor hospitality membutuhkan pendekatan baru yang lebih adaptif, terukur, dan kontekstual.

Perwakilan dari Kemenpar menegaskan, peningkatan kualitas SDM merupakan prioritas dalam agenda transformasi pariwisata nasional. Menurutnya, Indonesia tidak hanya membutuhkan destinasi yang indah, tetapi juga pengalaman layanan yang autentik, inklusif, dan berstandar internasional. Hal itu hanya dapat dicapai jika kompetensi komunikasi para pelaku industri meningkat secara merata.

Baca Juga: Industri Perhotelan Masih Tertekan, Pelaku Usaha Ubah Strategi pada Semester II-2025

ELSA Speak, perusahaan teknologi pembelajaran berbasis AI, memperkenalkan pendekatan yang mampu menjawab tantangan tersebut. Melalui platform khusus untuk hospitality, ELSA memungkinkan pembelajaran bahasa Inggris yang personal, efisien, dan relevan dengan kebutuhan operasional hotel.

ELSA telah bekerja sama dengan berbagai grup hotel dan properti perhotelan ternama di Indonesia. Termasuk Apurva Kempinski Bali, Vasa Hotel Surabaya dan Nusa Dua Beach Hotel.

Berdasarkan implementasi di industri perhotelan, teknologi ELSA telah menunjukkan hasil yang konkret. Terjadi 19% peningkatan skor English Proficiency Score (EPS) hanya dalam waktu tiga bulan - setara dengan lompatan 2–3 level kemampuan berbahasa Inggris, dari intermediate ke advanced

Menurut Yasser Muhammad Syaiful, Managing Director ELSA Speak Indonesia, AI bukan sekadar alat bantu, tetapi solusi strategis  mengatasi kendala waktu, anggaran, dan motivasi dalam pelatihan karyawan.

“Dengan teknologi yang tepat, kita tidak hanya melatih keterampilan bahasa yang personalized, tetapi juga membangun budaya pembelajaran yang judge-free, lebih sustainable dan berdampak pada bisnis,” ujarnya, dalam rilis ke Kontan.co.id, Jumat (1/8), 

Peggy Putri, Co Founder Paradigm menyampaikan pendekatan blended learning yang menggabungkan pelatihan tatap muka, microlearning, simulasi, dan teknologi AI dapat menjadi solusi jangka panjang untuk membangun budaya belajar yang relevan dan berkelanjutan.

Selanjutnya: OJK Resmi Awasi Aset Kripto, Pelaku Industri Harap Ruang Inovasi Lebih Luas

Menarik Dibaca: Daftar 7 Film Romantis Korea Paling Bikin Baper, Tonton Bareng Pasangan Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×