Reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen pengolahan kayu, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) targetkan pendapatan tahun ini bisa meningkat sekitar 10% dibandingkan tahun lalu. Realisasi pendapatan sampai dengan akhir tahun 2023 diperkirakan hanya mencapai 80% dari target yang telah ditentukan.
Sekretaris Perusahaan IFII, Evan Kristian mengatakan, realisasi pendapatan hingga akhir 2023 diproyeksikan hanya mencapai 80% dari target yang telah ditentukan karena adanya penurunan permintaan dan harga jual dari beberapa negara tujuan ekspor Perseroan karena terdampak dari ketidakpastian kondisi pasar global.
“Realisasi pendapatan sampai dengan akhir tahun 2023 diperkirakan hanya mencapai 80% dari target yang telah ditentukan yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan permintaan dan harga jual dari beberapa negara tujuan ekspor Perseroan karena terdampak dari ketidakpastian kondisi pasar global," ungkap Evan kepada Kontan, Kamis (21/12).
"Perseroan tidak ada perubahan target seiring berjalannya waktu karena dampak dari ketidakpastian pasar global tersebut sudah diperkirakan Perseroan ketika penyusunan target tahun 2023,” katanya.
Baca Juga: Anak Usaha Triputra Agro (TAPG) Lakukan Transaksi Afiliasi Peningkatan Modal
Total pendapatan dari laba bersih yang diterima Perseroan hingga periode triwulan III Tahun 2023 sebesar Rp 62 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 13 miliar atau 17,26% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini karena beban pokok penjualan meningkat dikarenakan biaya pabrikasi.
Di antaranya adalah biaya maintenance yang meningkat sehubungan dengan proses sinkronisasi mesin MDF Line 1 dan Line 2, kenaikan biaya transport dan bahan bakar, serta beban gaji karyawan pabrik yang meningkat sejak awal tahun 2023 sehubungan dengan perekrutan karyawan untuk lini produksi MDF Line 2.
Selain itu juga sejak April 2023, MDF Line 2 sudah mulai beroperasi secara komersial dan seluruh beban operasional sudah mulai dibebankan pada laporan laba rugi seperti beban bahan baku, biaya pabrikasi, beban depresiasi Aset Tetap dan beban bunga pinjaman.
Namun, secara keseluruhan kinerja penjualan selama triwulan III tahun 2023 masih mengalami kenaikan sebesar Rp 41 miliar atau 6,46% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Adapun rencana bisnis IFII mendatang adalah seiring dengan sudah bertambahnya kapasitas produksi sehubungan dengan fasilitas produksi tambahan MDF Line 2 yang sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan April 2023, Perseroan optimis penjualan akan mengalami pertumbuhan dari pencapaian tahun lalu.
Saat ini Perseroan berfokus pada peningkatan volume produksi untuk pasar ekspor di negara-negara kawasan Timur Tengah yang selama ini tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi. Perseroan juga menargetkan ekspor sekitar 70% dari komposisi penjualan saat ini dimana pada tahun sebelumnya komposisi penjualan ekspor sekitar 60%.
Baca Juga: Geber Bisnis Pertambangan, PP Presisi (PPRE) Targetkan Kontrak Baru Rp 8 T di 2024
“Walaupun margin penjualan ekspor ke negara-negara kawasan Timur Tengah lebih rendah daripada negara Jepang ataupun negara lainnya, namun diharapkan jumlah volume penjualan yang lebih tinggi dapat menutupi kehilangan margin penjualan dari negara-negara tujuan ekspor Perseroan yang menurun,” jelas Evan.
PT Indonesia Fibreboard Industry menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 50 miliar pada tahun 2024. Dana ini akan dialokasikan untuk sparepart mesin, kendaraan, alat berat dan pembelian unit kantor baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News