kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Lirik Peluang dari Lonjakan Kargo Mobil Listrik


Minggu, 10 Agustus 2025 / 17:57 WIB
Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Lirik Peluang dari Lonjakan Kargo Mobil Listrik
ILUSTRASI. \Arus kargo EV terus naik sejalan dengan masuknya beragam merek, terutama pabrikan mobil asal China yang berdampak pada kinerja IPCC


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melirik peluang dari lonjakan kargo mobil listrik alias Electric Vehicle (EV). Arus kargo EV mendaki sejalan dengan masuknya beragam merek, terutama pabrikan mobil asal China.

Salah satu merek mobil EV yang agresif memacu ekspansi di pasar Indonesia adalah BYD. Aksi terbaru, pada 1 Agustus 2025 lalu IPCC telah menangani kapal berskala besar, Mother Vessel (MV) BYD Zhengzhou yang memiliki kapasitas angkut hingga 7.000 unit kargo. 

Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi membeberkan bahwa MV BYD Zhengzhou mengangkut kargo sebanyak 1.922 unit brand BYD ke Indonesia.

"Kapal tersebut mendistribusikan kargo BYD untuk wilayah Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, dimana saat ini sedang dibangun basis produksi massal di wilayah Subang," terang Sugeng kepada Kontan.co.id, Minggu (10/8/2025).

IPCC melihat potensi pertumbuhan dari segmen kargo EV. Upaya pemerintah untuk membangun ekosistem industri kendaraaan listrik nasional mendongkrak arus kargo EV, apalagi komitmen ini juga diikuti dengan pembangunan sejumlah pabrik di dalam negeri. 

Baca Juga: Laba IPCC Melonjak 41,10% pada Semester I-2025, Ini Faktor Pendongkraknya

Sebagai perusahaan yang fokus pada layanan terminal kendaraan, IPCC memandang prospek penanganan EV sebagai peluang strategis jangka panjang. Sejalan dengan tren global yang mengarah pada kendaraan ramah lingkungan, serta dorongan dari roadmap pemerintah terkait elektrifikasi transportasi.

Dalam jangka menengah, Sugeng menargetkan terminal IPCC dapat menjadi hub logistik EV yang andal, dengan pelayanan yang sesuai karakteristik khusus kendaraan listrik. Termasuk dari sisi keamanan baterai, pengaturan suhu penyimpanan serta sistem penanganan yang lebih cermat dan ramah lingkungan.

"Dengan pendekatan ini, IPCC optimistis kontribusi dari penanganan mobil listrik akan semakin signifikan terhadap pertumbuhan bisnis, sekaligus mendukung visi Indonesia menuju transisi energi dan industri hijau," ungkap Sugeng.

IPCC mulai memetik hasil positif pada separuh pertama tahun ini. IPCC menangani kargo EV sebanyak 28.978 unit hingga Juni 2025. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, IPCC baru menangani kargo EV sebanyak 4.197 unit yang mencakup bus truck maupun Completely Built Up (CBU).

Artinya, penanganan kargo EV oleh IPCC melonjak sebanyak 590,44% secara tahunan. Jika dirinci, kargo EV pada semester I-2025  berasal dari sejumlah merek, seperti BYD, Vinvast, Geely, dan AION. 

 

BYD menjadi kontributor terbesar dengan porsi 66,6% dari total kargo EV yang ditangani IPCC pada semester I-2025. Disusul oleh Vinfast sebanyak 22,2%, Geely sebesar 6,2% dan brand lainnya sekitar 5%.

Sugeng memprediksi, penanganan terhadap kargo EV akan mendaki di sisa tahun ini. Dalam siklus logistik kendaraan, baik ekspor maupun impor, biasanya kondisi puncak terjadi pada kuartal keempat, seiring upaya masing-masing brand mencapai target produksi atau penjualan yang belum tercapai pada periode sebelumnya.

"Melihat tren ekosistem EV yang semakin berkembang dan minat konsumen dalam negeri yang tinggi, harapan untuk pertumbuhan kargo masih potensial akan terjadi. Pastinya ini bisa memberikan dampak positif bagi kinerja IPCC," terang Sugeng.

Target Kinerja IPCC

Secara kinerja, IPCC membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 113,84 miliar pada separuh pertama tahun ini. Laba IPCC meningkat 41,10% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan capaian semester I-2024, yang kala itu sebesar Rp 80,68 miliar.

Laba IPCC melonjak terdongkrak oleh kenaikan pendapatan operasi yang mendaki 15,34% (YoY) dari Rp 360,26 miliar menjadi Rp 415,55 miliar. Merinci dari laporan keuangan, kontribusi dari pelayanan jasa terminal meningkat 15,93% (YoY) dari Rp 340,96 miliar menjadi Rp 395,28 miliar.

Pelayanan jasa terminal berkontribusi 95,12% terhadap total pendapatan IPCC pada semester I-2025. Selain itu, pendapatan IPCC didapat dari pelayanan jasa barang sebesar Rp 8,39 miliar dan pelayanan rupa-rupa usaha senilai Rp 11,54 miliar. Masing-masing tumbuh 42,68% dan 135,99% (yoy).

Baca Juga: Jurus Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Jaga Pertumbuhan Kinerja di Atas 15%

Kinerja IPCC terdongkrak oleh kenaikan kargo ekspor dan impor. IPCC mencatatkan pertumbuhan arus kargo konsolidasi sebesar 10,9% (YoY) atau mencapai 52.562 unit hingga Juni 2025.

Sekadar mengingatkan, IPCC merupakan anak usaha dari PT Pelindo Multi Terminal, subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di bisnis non-petikemas.

"Kenaikan kinerja IPCC didorong oleh strategi-strategi inovatif dalam optimalisasi, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal Pelindo Grup," ungkap Sugeng.

Secara kinerja, IPCC ingin menjaga level pertumbuhan dobel digit pada tahun ini.

"Untuk target pendapatan dan laba bersih kami optimis dapat tumbuh di atas 15%. Melihat capaian trafik kargo internasional pada semester I-2025 yang tumbuh cukup baik, IPCC yakin dapat memenuhi target 2025 lebih baik dari 2024," tandas Sugeng.

Selanjutnya: Smelter Tembaga Amman Mineral Produksi 19.805 Ton Katoda pada Paruh Pertama Tahun Ini

Menarik Dibaca: 9 Rekomendasi Jus yang Bagus Diminum saat Diet untuk Menurunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×