Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Singapura menjalin kolaborasi dalam pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang terkait dengan pengembangan industri 4.0. Langkah strategis ini terealisasi melalui kerja sama antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI dengan Singapore Polytechnic.
“Ini merupakan salah satu upaya konkret Pemerintah Indonesia untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka menghasilkan tenaga kerja industri yang siap memasuki era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Kamis (6/2), seusai menerima kunjungan Presiden Singapura Halimah Yacob.
Agus menjelaskan, Singapura merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia, tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga telah meluas kepada bidang pendidikan, khususnya yang terkait program vokasi. “Ini sejalan dengan salah satu agenda prioritas nasional pada roadmap Making Indonesia 4.0, yaitu pembangunan kompetensi SDM,” tuturnya.
Baca Juga: Singapura serius membangun kawasan ekonomi khusus di kawasan industri Kendal
Bahkan, membangun kekuatan SDM menjadi salah satu program utama oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. “Pemerintah sangat menyadari bahwa keberadaan SDM yang mumpuni itu bisa menjawab semua tantangan, termasuk di era industri 4.0. Oleh sebab itu, seluruh SDM industri harus mampu beradaptasi, termasuk dengan perkembangan teknologi,” imbuhnya.
Apalagi, SDM memiliki peran yang vital terhadap upaya memacu daya saing sektor industri, selain faktor investasi dan teknologi. Inovasi dan penerapan teknologi merupakan kunci bagi industri untuk bisa berkompetisi di level nasional dan global, termasuk juga menghadapi perkembangan era industri 4.0. Hal ini tentunya membutuhkan SDM industri yang terampil.
“Singapura menawarkan kerja sama dengan Kemenperin untuk upskilling, terutama dari SDM industri yang ada di bawah binaan Kemenperin, melalui SMK, politeknik, dan akademi komunitas. Yang paling utama adalah bagaimana institusi pendidikan yang ada di Kemenperin bisa mendesain kurikulum di tempat pendidikan masing-masing yang bisa menjawab tantangan 4.0,” papar Agus.
Agus menambahkan, pada tahun 2018-2019, Kemenperin telah memfasilitasi pelatihan sebanyak 100 guru produktif dari hasil program link and match sekolah vokasi di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di ITE Campus Singapore yang didukung oleh Temasek Foundation.
“Tahun ini, Temasek Foundation kembali mendukung program kolaborasi antara BPSDMI Kemenperin RI dengan Singapore Polytechnic dalam program pelatihan SDM terkait industry 4.0 dengan MoU yang telah ditandatangani kedua pihak,” paparnya.
Presiden Singapura Halimah menyampaikan, pengembangan SDM dan industri 4.0 adalah prioritas utama bagi Indonesia dan singapura. “Kita memiliki tujuan yang sama, bahwa kita tidak hanya perlu menyiapkan masyarakat terhadap disrupsi teknologi dari Industri 4.0, tetapi juga dapat memperoleh keuntungan bagi masyarakat, industri, dan ekonomi,” ucapnya.
Baik Singapura maupun Indonesia, sangat menyadari bahwa para perkerja perlu dilengkapi dengan skill yang seusai agar bisa beradaptasi dan memanfaatkan peluang dari teknologi yang maju tersebut. “Pelatihan hari ini merupakan hasil kerja sama atas kesamaan visi tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia dan Singapura perbarui perjanjian pajak, ini isinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News