Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk optimistis mampu membukukan kinerja yang prima di kuartal II 2020. Hingga akhir paruh pertama nanti, emiten tembakau iris berkode saham ITIC ini memperkirakan mampu membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 20% dibanding realisasi penjualan semester I tahun lalu.
Mengintip laporan keuangan semester I 2019, penjualan neto ITIC tercatat sebesar Rp 79,22 miliar. Dus, hitungan Kontan.co.id, penjualan neto diperkirakan akan mencapai sekitar Rp 95,07 miliar dengan asumsi pertumbuhan 20% secara tahunan.
Optimisme ini bukannya tanpa dasar. Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, ITIC telah membuka pasar baru di Waingapu, Kepulauan Alor, dan Maumere, Nusa Tenggara Tiimur sejak akhir tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Daya beli masyarakat lesu, penjualan Indonesian Tobacco (ITIC) naik double digit
Djonny tidak merinci seberapa besar proyeksi kontribusi ketiga pasar baru tersebut dalam penjualan neto, namun tambahan ketiga pasar baru ini diperkirakan akan sudah bisa mengerek penjualan ITIC di paruh pertama tahun ini.
Di sisi lain, Djonny juga melihat adanya prospek pasar yang baik bagi produk tembakau iris. Katalis positifnya ada dua. Pertama, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia telah berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini pada gilirannya akan menggeser preferensi masyarakat untuk mengonsumsi produk hasil tembakau dengan harga yang lebih ekonomis.
Kedua, tren harga rokok juga cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu seiring dengan adanya kenaikan cukai di tahun 2020.
Menurut Djonny, kedua hal ini membuat produk-produk tembakau iris ITIC menjadi lebih menarik untuk dilirik oleh konsumen, mengingat harganya yang lebih kompetitif.