Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
“Produk kami per pack isi 40 gram harga ecerannya Rp 5.000, bisa dibikin menjadi 30-40 batang rokok,” kata Djonny kepada Kontan.co.id pada Minggu (7/6).
Untuk menggenggam peluang pasar yang ada, ITIC berencana menambah 4 - 5 distributor baru serta membentuk tim-tim promosi baru. Hal ini didukung dengan rencana pembelian bahan baku berupa daun tembakau senilai Rp 15 miliar yang dijadwalkan akan dilangsungkan pada kuartal II tahun ini.
Ke semua upaya peningkatan penjualan akan dilakukan dengan tetap menjaga konsistensi kualitas produk ITIC. Selain meningkatkan penjualan, upaya efisiensi juga akan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja guna mengurangi beban lembur kerja
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) bakal tambah anggaran capex 2020 untuk beli daun tembakau
Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, ITIC telah membukukan penjualan neto sebesar Rp 44,91 miliar. Realisasi ini tumbuh 17,50% dibanding penjualan neto periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 38,22 miliar.
Seiring dengan kenaikan penjualan, ITIC berhasil mengempit laba bersih sebesar Rp 1,78 miliar di kuartal I 2020.
Posisi ini berbalik bila dibandingkan periode sama tahun lalu ketika ITIC membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,25 miliar akibat adanya beban-beban one-time-charge seperti biaya penalti pindah bank, biaya penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), beban lemmbur kerja dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News