Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan kemasan, PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk, berharap bisa menikmati hasil penambahan mesin baru pabrik kemasan. Maklum, Indopoly mengoperasikan mesin baru tersebut pada kuartal II-2015.
Perusahaan tersebut menggelontorkan investasi US$ 20 juta dalam dua tahun terakhir ini untuk membeli mesin yang lebih canggih. Harapannya, pengoperasian mesin baru itu bisa meningkatkan pendapatan dan laba bersihnya.
Maklum, sepanjang paruh pertama tahun ini, perusahaan itu hanya mencetak penjualan US$ 100,32 juta. Nilai penjualan itu turun 11,69% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 113,61 juta. Periode yang sama, laba bersihnya juga turun 45,87% menjadi US$ 1,15 juta.
Fransisca Putri, Investor Relation Indopoly Swakarsa Industry Tbk, menjelaskan, kinerja perusahaan ini menurun karena dampak dari penurunan harga minyak sebagai bahan baku plastik dan kemasan. "Penurunan harga bahan baku ini mempengaruhi harga jual produk kami," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (21/8).
Asal tahu saja, pada tahun 2014, Indopoly membelanjakan modal US$ 10,5 juta. Perinciannya, US$ 3,5 juta untuk membeli mesin metalizing dan US$ 7 juta untuk membeli mesin thermal lamination. Pada tahun ini perusahaan berkode IPOL di Bursa Efek Indonesia tersebut belanja modal US$ 9,5 juta. Sebanyak US$ 1,5 juta untuk membeli mesin thermal lamination dan US$ 8 juta untuk membeli mesin metalizing.
Pembelian mesin-mesin baru tersebut tidak untuk menambah kapasitas produksi, tapi untuk menghasilkan produk bernilai tambah lebih. Selain utilisasi produksi sudah 100%, Indopoly ingin membikin produk dengan harga jual yang lebih tinggi.
Berangkat dari catatan semester I-2015 itu, Indopoly hanya memasang target penjualan tahun ini sama dengan tahun lalu. Begitu pula dengan target produksi yang sama dengan tahun lalu, yakni 87.000 ton-88.000 ton kemasan.
Indopoly berharap masih bisa mendapatkan sokongan kinerja dari anak usaha yang berada di Amerika Serikat, yaitu Ilene Inc. "Anak usaha di Amerika sudah memberikan kontribusi penjualan, dampaknya baru akan terlihat pada kuartal III-2015," kata Fransisca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News