kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indorama (INDR) tambah kapasitas produksi benang pintal polyester menjadi 13.000 ton


Senin, 30 Agustus 2021 / 19:09 WIB
Indorama (INDR) tambah kapasitas produksi benang pintal polyester menjadi 13.000 ton
ILUSTRASI. Perusahaan tekstil PT Indorama Synthetics. Foto:?indorama.com


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen bahan baku untuk industri tekstil dan kemasan, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) menyatakan tahun ini akan menambah kapasitas produksi benang pintal polyester menjadi 13.000 ton per tahun di Indonesia. Tak hanya itu, Perseroan juga berencana untuk meningkatkan produksi pabrik serat polyester 42.000 ton per tahun.

Presiden Direktur INDR Vishnu Swaroop Baldwa mengungkapkan langkah ini diambil sebab pihaknya melihat potensi peningkatan permintaan polyster polymer di masa depan.

"Tiap tahun kami berencana menambah produksi pabrik. Kami melihat sampai dengan 2030 permintaan polyster polymer akan mencapai 75 juta ton per tahun," ujarnya dalam paparan publik, Senin (30/8).

Saat ini INDR juga tengah menjalankan proyek perluasan pabrik benang pintal menjadi 13.000 ton per tahun di Turki. Aksi ini akan dilakukan pada kuartal I 2022 mendatang.

Ia melanjutkan, juga telah menjalankan aksi akuisisi PT Cikondang Kancana Prima (CKP) yang telah berlangsung pada Februari 2021. CKP sendiri memiliki izin usaha pertambangan untuk menambang dan mengolah emas dan mineral lainnya di Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga: Industri tekstil tertekan kenaikan tarif kargo

 

Perseroan juga telah memulai pekerjaan pengembangan proyek dan berharap untuk memulai produksi pada tahun 2023. "Kami yakin dengan elektrifikasi di seluruh dunia akses ke mineral akan menjadi penting. Jadi kami mulai investasi kecil karena memiliki potensi yang bagus," sambungnya.

Lebih detail, INDR merogoh kocek sebesar Rp300 miliar untuk masuk ke dalam bisnis pertambangan. Jumlah tersebut termasuk Rp50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman berbunga kepada afiliasi dari pemegang saham yang menjual.

Vishnu mengatakan dengan akuisisi tersebut INDR bisa mulai memahami seluk beluk bisnis pertambangan di Indonesia. Pihaknya sendiri tidak menutup kemungkinan untuk memasuki bisnis tambang di masa depan. "Jika di masa depan kami melihat peluang yang bagus pada mineral lain yang bisa membantu kami masuk bisnis tersebut, maka kami akan coba,” ujarnya.

Selanjutnya: Ekonomi Tumbuh 7%, Kinerja Ekspor Korporasi Ikut Terdongkrak Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×