Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalur MRT Jakarta masih dianggap sangat seksi bagi para operator telekomunikasi. Sejauh ini, baru Telkomsel dan Smartfren yang menggelar jaringan di jalur moda transportasi anyar di DKI Jakarta tersebut.
Alasan tak semua operator bisa menggelar jaringan disebabkan harga sewa yang cukup mahal. PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100) misalnya, yang masih kepincut bisa menghadirkan layanannya di MRT, hanya saja negosiasi harga sewa masih cukup alot.
"Belum (ada kesepakatan) masih di-review di internal. Akan kami informasikan bila ada update," ujar Turina Farouk, Group Head Corporate Communications Indosat kepada Kontan.co.id, Rabu (15/5)
Selain Indosat, PT XL Axiata Tbk (EXCL, anggota indeks Kompas100) juga tengah melakukan negosiasi dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100). Sayangnya negosiasi tersebut belum menemukan kata sepakat, sehingga keinginan tersebut harus diurungkan sementara.
"Sayangnya belum deal juga, iya sampai sekarang masih proses negosiasi (harga sewa)," tutur Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communication XL Axiata.
Catatan Kontan.co.id, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) yang di dalamnya tergabung Indosat, XL Axiata dan Tri juga melakukan negosiasi. Tarif sewa jaringan di MRT masih dianggap kemahalan.
Dalam dokumen yang diterima Kontan.co.id pula, harga penawaran sewa perangkat pasif berkapasitas 600 Mbps mencapai Rp 3,5 miliar hingga Rp 4 miliar per operator. Tarif tersebut berlaku 2 tahun pertama untuk menggelar jaringan di enam stasiun bawah tanah MRT Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News