kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri farmasi akan dibuka 100% untuk asing


Selasa, 08 Desember 2015 / 15:26 WIB
Industri farmasi akan dibuka 100% untuk asing


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

BOGOR. Pemerintah saat ini sedang mengkaji untuk memperluas keterlibatan investor asing di Industri farmasi. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, pihaknya tengah me-review untuk membuka 100% investasi asing di sana.

Saat ini, porsi asing di Industri farmasi dibatasi hanya sekitar 70% saja. Perluasan ini menjadi salah satu bagian dari revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang tengah dibahas.

Tujuannya, supaya industri farmasi termasuk obat dan bahan bakunya bisa berkembang. Sehingga, impor bahan baku obat yang selama ini membuat harga obat di dalam negeri tinggi bisa dikurangi.

Saat ini 96% bahan baku obat dalam negeri berasal dari impor. "Jika impor dikurangi maka harga obat lebih murah," kata Franky, Selasa (8/12) di Istana Bogor.

Ia mengaku memang sudah banyak investor asing yang tertarik masuk. Di sisi lain, BKPM meyakinkan bahwa perusahaan dalam negeri akan didorong untuk berkembang, terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi obat-obatan dan keperluan farmasi lainnya.

Kebijakan ini juga untuk mendukung harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin harga obat dalam negeri murah. Sehingga klaim pemerintah untuk kesehatan bisa lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×