Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) memprediksi pada 2017 industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman tumbuh 2,4%-2,7% dibanding 2016.
Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian dalam catatan tertulisnya memperkirakan industri kertas akan membaik di tahun ini. Sebagai gambaran, tahun 2016 industri ini diproyeksikan tumbuh 2,8%-3,2% dibanding 2015.
Sebelumnya Menperin pernah menyebut, saat ini Indonesia menjadi negara produsen kertas terbesar keenam di dunia. Sedangkan untuk industri pulp menempati peringkat kesembilan. “Pada 2015 saja, kontribusi industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman dalam pembentukan PDB mencapai Rp 87,7 triliun,” kata Airlangga beberapa waktu lalu.
Sementara, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengatakan bahwa saat ini konsumsi kertas di Indonesia mencapai 12 juta ton per tahun. Tahun depan industri kertas akan semakin meningkat dengan melihat negara China yang mulai mengurangi penggunaan batubara yang sudah dipastikan akan memicu harga kertas menjadi mahal di China.
Kemudian, untuk biaya pengeluaran transportasi negara panda tersebut juga diprediksi akan meningkat 30% di tahun ini. “Artinya, ini merupakan peluang Indonesia untuk menggenjot produksi,” kata Rusli Tan, Dewan Pakar APKI kepada KONTAN, Jumat (30/12).
Rusli bilang, tahun ini industri kertas akan ditargetkan meningkat 3 juta ton menjadi 15 juta-16 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News