Reporter: Sofyan Nur Hidayat, Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) merasa terganggu dengan aksi jahit mulut warga Pulau Padang, Riau yang memprotes Hutan Tanaman Industri (HTI) akhir tahun lalu. Aksi protes tersebut membuat investasi industri pulp dan kertas di dalam negeri terganggu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Misbahul Huda, Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI). Ia bilang, dampak aksi jahit mulut warga itu membuat sejumlah investor pikir-pikir untuk investasi di Indonesia. "Investor takut izin HTI (hutan tanaman industri) dicabut, padahal mereka (investor) menanam lahan ratusan hektar," kata Misbahul, usai bertemu dengan Menteri Perindustrian, Rabu (11/1).
Misbahul bilang, jangan sampai izin dicabut gara-gara aksi protes dari sebagian warga dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tersebut. Ia menilai, jika sampai izin mereka dicabut, maka akan menimbulkan kesan ketidakpastian hukum di Indonesia.
Sekedar catatan, aksi jahit mulut dilakukan warga Pulau Padang selama dua pekan di depan Gedung DPR akhir tahun lalu. Bahkan, ancaman aksi susulan akan dilakukan untuk memprotes lahan pertanian mereka yang dinyatakan masuk wilayah HTI milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP).
Misbahul bilang akan fokus untuk menyelesaikan masalah yang mengganggu sektor hulu industri hilir pulp dan kertas. Selain prtotes dari warga, industri kertas juga mendapat protes dari Greenpeace. Selain itu, industri kertas mendapatkan perhatian khusus dalam masalah pengendalian limbah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News