Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Naiknya impor baja dalam beberapa tahun terakhir menumbuhkan industri baja dalam negeri. Direktur Industri Dasar Logam Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengklaim, pertumbuhan industri baja merupakan dampak dari meningkatnya pembangunan sektor infrastruktur dan properti yang menjadi penyokong terbesar penyerap industri baja.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perindustrian, industri logam dasar/besi dan baja tumbuh sebesar 10% pada 2010. Pada 2011, pertumbuhan ditargetkan mencapai 13% dan sebesar 15% pada 2012. "Rata-rata, pertumbuhan industri logam dasar/besi dan baja ditargetkan naik 45%," ujarnya.
Untuk konsumsi baja pada semester I 2011 sebanyak 3,588 juta ton, naik 12% dari periode yang sama di 2011 sebesar 3,217 juta ton. Diperkirakan, tingkat konsumsi baja pada semester II 2011 naik 5% dari semester I 2011, sehingga total konsumsi baja selama setahun diprediksi mencapai 8,2 juta ton hingga 8,3 juta ton.
Prediksi konsumsi baja 2011 relatif meningkat dari realisasi konsumsi pada 2010 yang sebesar 7,9 juta ton. Namun, itu tidak serta merta merepresentasikan realisasi permintaan baja nasional.
Dirjen Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menambahkan, pertumbuhan industri logam dasar/besi dan baja bakal menjadi salah satu penopang pertumbuhan industri manufaktur. Terbukti pada pencapaian kuartal II 2011 yang menempatkan sektor industri itu sebagai pemimpin pertumbuhan kelompok industri sebesar 18,3%.
Meski konsumsi produk logam, besi, dan baja cenderung meningkat, Panggah menilai, masih terjadi celah yang besar antara konsumsi dan produksi. Seharusnya, celah kedua hal itu mendorong industri untuk meningkatkan kapasitas produksinya melalui ekspansi atau investasi pabrik baru. "Lantaran produksi dalam negeri belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan domestik, itu menyebabkan kita masih impor," katanya.
Namun dengan gencarnya pemberlakuan standar nasional Indonesia (SNI), ini akan mendorong produsen lokal untuk tumbuh. Selain itu, kebijakan antidumping pun turut memicu pertumbuhan industri logam/besi dan baja untuk melindungi pasar domestik.
Pada 2010 terdapat 1075 perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang melakukan pendaftaran penanaman modal (PPM) dan mengajukan izin prinsip sebesar US$54,279 miliar.
Dari kelompok industri yang telah mendapat izin prinsip itu, nilai investasi PMA terbesar berasal dari kelompok industri logam sebesar US$3,280 miliar. PT Krakatau Posco, perusahaan patungan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Pohang Iron and Steel Company (Posco) asal Korea Selatan, menjadi penyumbang investasi senilai US$2,844 miliar di Cilegon Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News