Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta akan mempengaruhi bisnis industri manufaktur. Sebab Ibukota merupakan salah satu pasar dan lokasi penting industri.
Edy Suyanto, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menerangkan saat pelaksanaan PSBB awal Maret di DKI terjadi pelarangan toko ritel keramik. "Hal tersebut telah memaksa industri keramik turunkan utilisasi produksi dari 65% menjadi 30% yang disertai dgn perumahan karyawan sekitar 15.000 orang," kata Edy kepada Kontan.co.id, Minggu (13/9).
Hal ini disebabkan penjualan produk keramik mayoritas 70%-75% melalui toko ritel keramik dan sisanya melalui toko bahan bangunan. Adapun kata Edy, DKI Ibukota dengan daya beli yang lebih tinggi dibanding kota lainnya, diperkirakan sekitar 20% penyerapan keramik ada di provinsi tersebut.
Dari sisi produksi, anggota Asaki tidak ada yang memiliki pabrik di Jakarta sehingga tidak terdampak langsung dengan pembatasan operasional pabrikan. Namun dampaknya bakal terasa ke sisi penjualan ritel di ibukota.
Edy menilai saat ini sesungguhnya industri keramik baru saja memasuki tahap pemulihan semenjak pertengahan bulan Juni yang lalu sehingga secara cashflow masih berat. Asaki tidak secara terang menyebutkan dampak PSBB kali ini terhadap sektor bisnis keramik, namun kata Edy, apabila toko-toko ritel keramik dan sanitaryware tetap diminta tutup maka pengurangan kapasitas produksi sudah tidak bisa dihindari termasuk perumahan karyawan.
Baca Juga: Anies Baswedan akan gencarkan pelacakan selama PSBB Jakarta
Asaki menekankan bahwa pihaknya mendukung upaya Pemprov DKI utk menekan penyebaran Covid-19 melalui PSBB. Tapi Asaki mengharapkan selama PSBB yang akan diterapkan per 14 September besok, aktivitas ritel tetap diperbolehkan beroperasi normal karena selama ini toko-toko tersebut telah menerapkan protokol kesehatan seperti wajib penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, tersedianya hand sanitizer dan pembatasan jumlah pelanggan.
Sementara itu bagi pabrikan mobil Daihatsu, mau tak mau operasional pabrik mengalami penyesuaian. Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan untuk karyawan di head office dari 50 % yang Work From Office (WFO) dikurangi jadi hanya 25%.
"Sementara untuk hari Senin dan Selasa . produksi di pabrik (Jakarta) dari 2 shift kami buat jadi 1 shift," kata Amelia kepada Kontan.co.id, Minggu (13/9). Sementara Rabu besoknya perusahaan akan memonitor lagi apakah bisa menjadikan 2 shift produksi.
Dengan berkurangnya shift lini produksi akan ada pengurangan produksi, hanya saja manajemen belum merinci besaran pengurangannya. "Yang pasti kami tidak bisa berproduksi seperti sebelum Covid-19," kata Amelia.
Tantangan lainnya dari pembatasan produksi ini ialah pemenuhan permintaan customer terutama yang berasal dari luar negeri alias ekspor. Asal tahu saja ADM memiliki lima pabrik di Sunter, Jakarta Utara, Karawang dan Bekasi yang secara keseluruhan memiliki kapasitas terpasang 530.000 unit per tahun.
Selanjutnya: Pasar surat utang berpotensi terkoreksi akibat PSBB Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News