Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan lifting minyak bumi akhir tahun dapat terkerek.
Asal tahu saja, lifting minyak pada tahun ini menghadapi tantangan entry level (titik masuk) yang terhitung rendah di awal tahun. Kondisi ini membuat industri migas kesulitan memenuhi target lifting di tahun ini.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, untuk mengatasi kondisi ini, industri migas perlu mengerek raihan lifting sampai tutup tahun ini.
"Tahun depan target 635 ribu barel oil per day (BOPD), per hari ini masih di bawah 600 ribu BOPD. Jadi memang sampai akhir tahun paling tidak harus dekati target tahun depan," kata Nanang di Kantor SKK Migas, Rabu (15/11).
Baca Juga: Lifting Minyak Bumi Mengendur pada Awal November 2023
Nanang melanjutkan, demi memuluskan rencana tersebut, SKK Migas terus menggenjot realisasi proyek-proyek hulu migas.
Meskipun kebanyakan proyek merupakan proyek gas, namun dari proyek tersebut diharapkan dapat menghasilkan kondensat untuk memenuhi lifting minyak.
Tercatat, sudah ada proyek Tanggu Train III milik bp yang telah mulai beroperasi. Selain itu, SKK Migas juga tengah mendorong realisasi proyek Jambaran Tiung Biru (JTB).
Sejumlah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi juga dilakukan untuk mendongkrak raihan lifting di tahun ini.
"Harapan kita paling tidak di akhir tahun ini di atas 600 ribu BOPD, sehingga PR kita di 2024 tidak seberat tahun ini. Tahun ini kan gap-nya sekitar 20 ribu BOPD-30 ribu BOPD," pungkas Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News