Reporter: Eka Saputra | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustian, Panggah Susanto, meminta industri mobil lokal untuk melirik segmen pasar khusus tertentu agar tidak berkompetisi langsung dengan produsen mobil raksasa.
"Harapannya, kapasitas mesin tidak berhadapan langsung atau head to head dengan mobil yang sudah ada di pasaran," ujar Panggah di Gedung DPR (25/1). Dalam data yang ia pegang, saat ini terdapat dua puluh perusahaan mobil raksasa yang sudah mapan dengan kapasitas produksi 900.000 unit per tahun.
Saat ini, Kementerian Perindustrian mencatat, beberapa perusahaan mobil lokal sudah mulai bangkit untuk mendapatkan kue penjualan mobil, diantaranya: Kiat Esemka, Komodo (PT Fin Semarang), Tawon (PT Sumber Gasindo Jaya), GEA (PT Inka), Arina (UNS Semarang), MOBIRA (PT Sarimas Ahmadi Pratama) dan Mahator (PT Maha Era Motor).
"Kami mendukung inovasi engineering untuk pengembangan kendaraan dalam bentuk promosi, uji coba, kelaikan jalan, dan pelatihan riset serta pengembangan," kata Panggah. Namun begitu, Panggah berharap, mobil produksi lokal itu mencari cerug pasar sendiri agar tidak berkompetisi langsung dengan produsen mobil raksasa.
Panggah beralasan, produsen mobil yang mapan sudah menguasai pasar, distribusi dan jaringan hingga 800 industri komponen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News