kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Industri Nikel Indonesia Makin Ramai Setelah Group Astra Akuisisi Tambang Nikel


Kamis, 08 Desember 2022 / 18:01 WIB
Industri Nikel Indonesia Makin Ramai Setelah Group Astra Akuisisi Tambang Nikel
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung?Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo menjelaskan langkah PT United Tractors Tbk (UNTR) selaku anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) mengakuisisi tambang nikel sebagai langkah yang tepat. 

“Apalagi pengalaman UNTR dalam industri alat berat cukup panjang, baik di pertambangan mineral atau batubara,” jelas Singgih kepada Kontan.co.id, Kamis (8/12). 

Singgih menilai pertimbangan UNTR masuk ke pertambangan nikel karena memandang prospek yang gurih karena  permintaan yang terus meningkat. Hal ini ditandai dengan permintaan produksi baterai lithium untuk mobil listrik atau electric vehicles (EV) tumbuh dengan cepat. 

Bahkan dengan asumsi skenario kendaraan listrik tinggi, konsumsi nikel untuk baterai dapat mencapai sekitar 500.000 ton Ni. 

Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) Akan Menebar Dividen Interim Sebesar US$ 5,15 Juta

Sejatinya bukan saja baterai, Singgih menilai, prospek permintaan nikel juga datang dari industri baja tahan karat alias stainless steel, alloys, plating, carbon steel juga diproyeksikan akan meningkat.

Singgih mengemukakan jawara perusahaan nikel sangat dinamis. 

Sebelumnya pertambangan nikel dikuasai PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sekarang justru dikuasai PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebagai industri yang terintegrasi dalam pengolahan nikel. 

“IMIP menjadi pemain terbesar di industri nikel Indonesia saat ini,” ungkapnya. 

Maklum, Kawasan industri IMIP didukung pembangkit batubara, pelabuhan, dan bahkan bandara, termasuk industri pendukung lainnya yang menjadi kekuatan IMIP.

Baca Juga: Akuisisi Perusahaan Nikel, United Tractors Targetkan Produksi 500.000 Ton Per Tahun

Singgih menilai, dapat dipastikan untuk industri pertambangan nikel dalam jangka lima tahun ke depan masih sangat memberikan prospek yang kuat. Pertumbuhan kebutuhan stainless steel, baterai, dan industri lain masih diproyeksikan cukup tinggi dalam menyerap nikel. 

“Nikel berada dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk consumable goods,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×