Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Naiknya ekspor minyak sawit pada bulan September kemarin dipercaya bakal mendorong kinerja perusahaan sawit. Salah satunya PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang menganggap melejitnya ekspor merupakan kabar baik bagi industri.
Namun demikian, Michael Kesuma, Head of Investor Relations SGRO mengaku masih mewaspadai persoalan harga sawit di tahun ini. "Untuk tahun ini industri sawit masih terbebani harga komoditas yang anjlok dibanding tahun lalu," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Baca Juga: GAPKI memproyeksi produksi minyak sawit Indonesia capai 50 juta ton tahun ini
Untungnya harga sudah mulai terlihat merangkak naik akhir-akhir ini, Michael berharap semoga tren penguatan harga dapat terus berlanjut tren.
Jika lanjut, industri akan diuntungkan karena seiring dengan tibanya masa panen di kuartal ketiga, diharapkan ada kenaikan dibanding kuartal sebelumnya.
SGRO berharap tahun depan kebijakan B30 terlaksana dan berdampak pada peningkatan serapan produk sawit hingga 3 juta kilo liter, serta dapat mengerek harga jual produk.
Baca Juga: Permintaan ekspor CPO meningkat, industri mengenjot produksi
Saat ini bicara porsi penjualan SGRO masih didominasi oleh pasar lokal diatas 90%, sisanya ekspor dan masih berpeluang berkembang.
Sekadar informasi volume produksi minyak sawit mentah SGRO sudah mencapai 163.700 ton di semester-I 2019. Angka ini lebih besar sebanyak 5% bila dibandingkan dengan capaian volume produksi pada periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 155.200 ton.
Untuk kuartal-III 2019 sendiri, volume produksi minyak sawit mentah di kuartal-III 2019 diproyeksikan akan kembali mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan volume produksi di kuartal-II 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News