kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri properti diprediksi tumbuh pada 2021 mendatang, ini alasannya


Selasa, 29 Desember 2020 / 11:06 WIB
Industri properti diprediksi tumbuh pada 2021 mendatang, ini alasannya
ILUSTRASI. Pasar Properti Masih Tumbuh: Pembangunan perumahan di Bogor


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

“Pada saat new normal, properti mulai booming terutama di harga Rp 1 miliar ke bawah. Sehingga bisnis properti tahun 2020 ini bisa menjadi acuan kita di tahun 2021,” ungkap Totok.

Ia menilai, sektor properti akan kembali bergairah pada 2021. Hal tersebut seiring dengan optimisme pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi berkisar 4%-5% pada tahun depan.

“Prospek 2021, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pemerintah yang berkisar 4-5%, kami optimistis sektor properti akan bertumbuh. Ada sejumlah faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri properti, di antaranya, penerapan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang diharapkan mampu memangkas birokrasi perizinan dan kepastian pengadaan lahan," katanya.

Hal tersebut dikarenakan adanya stagnasi harga properti sejak 2013-2020 sehingga harga properti di Indonesia sangat murah dibandingkan dengan negara Asean lainnya.

“Ini membuat para investor kemudian berani mengeluarkan investasi baru di bidang properti,” kata Totok.

Baca Juga: Centrepark Citra Corpora resmi akuisisi ISS Parking Management

Sementara Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, untuk tahun 2021 tentunya pertumbuhan harga seharusnya bisa menjadi lebih baik dibanding 2020 karena kondisi ekonomi yang membaik dan consumer confidence index yang membaik.

"Harga properti yang akan diminati masih untuk mid-low segment dengan harga dibawah Rp 2 miliar," kata Joey.

Menurut Joey, di tahun ini akibat terdampak pandemi covid-19, pengembang cenderung tidak menurunkan harga, hanya menyesuaikan launching produk dengan cara menjual produk-produk yang size nya lebih kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×