Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kaca, PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) menyiapkan strategi untuk memaksimalkan kinerjanya di sisa tahun ini. Manajemen menyebut, pihaknya akan tetap fokus mengeruk penjualan baik dari pasar lokal maupun ekspor.
Untuk diketahui, hingga semester I-2022, MLIA tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 2,52 triliun yang tumbuh 23,71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan ini memiliki kontribusi yang cukup kuat baik di pasar lokal maupun ekspor. Mengutip laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih MLIA terdiri dari penjualan pihak berelasi sebesar Rp 12,25 miliar dan penjualan pihak ketiga Rp 2,60 triliun.
Baca Juga: Mulia Industrindo (MLIA) Menaikkan Target Penjualan 2022 Menjadi Rp 5 Triliun
Kontribusi penjualan pihak berelasi seluruhnya berasal dari penjualan ekspor. Sedangkan penjualan pihak ketiga, meliputi penjualan lokal yang mencapai Rp 1,88 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp 723,52 miliar.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan MLIA Henry Bun mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan penjualan produk botol kemasan dan kaca pengaman otomotif ke pasar lokal. Strategi ini dipilih lantaran permintaan keduanya masih cukup tinggi di pasar dalam negeri untuk saat ini.
"Di sisa tahun ini (kami) tetap fokus ke pasar domestik dan ekspor untuk produk kaca lembaran dan glass block," ujar Henry, kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).
Strategi yang getol dijalankan MLIA di sepanjang tahun ini membuat pihaknya kian percaya diri dapat mencapai target bisnis yang dibidiknya. Perusahaan meyakini dapat mencapai penjualan Rp 5 triliun, dengan raihan laba bersih yang sebesar Rp 708 miliar.
Sebelumnya, MLIA sendiri sudah merubah naik target penjualan dan laba tahun ini, dari yang semula Rp 4,8 triliun untuk penjualan dan Rp 690 miliar dari sisi bottom line.
Henry juga menilai prospek bisnis Mulia Industrindo masih akan berjalan cukup baik di tahun 2023 mendatang, di tengah ancaman resesi global pada tahun tersebut. "Selama pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, maka kami optimistis prospek bisnis MLIA akan baik juga," sambungnya.
Dari sisi belanja modal atau capital expenditure (Capex) 2022, pihaknya memperkirakan serapan capex hingga kuartal ketiga nanti hanya mencapai 35% dari total dana yang dianggarkan sebesar Rp 300 miliar tahun ini.
"Dana capex digunakan untuk overhaul mesin-mesin produksi serta pembelian mould atau cetakan untuk produksi botol dan peralatan pabrik lainnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News