Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan industri susu di Indonesia terhadap bahan baku impor masih tinggi, mencapai sekitar 80% dari total kebutuhan nasional. Hal ini disebabkan produksi susu lokal yang belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Koperasi, konsumsi susu nasional pada tahun 2022 dan 2023 masing-masing mencapai 4,4 juta ton dan 4,6 juta ton. Sementara produksi susu sapi lokal hanya sekitar 837.223 ton, atau sekitar 20% dari total kebutuhan.
Menanggapi kondisi ini, Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, Danone melalui Sarihusada, yang telah beroperasi selama lebih dari 70 tahun, berkomitmen untuk terus mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat Indonesia, khususnya ibu dan anak.
“Sebagian besar produk kami berbasis susu, dan kami selalu memastikan bahan baku yang digunakan memiliki kualitas terbaik, baik yang tersedia di pasar domestik maupun global,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (12/11).
Baca Juga: Strategi Ultrajaya (ULTJ) Serap Susu Lokal di Tengah Ketergantungan Impor Bahan Baku
Arif menyebutkan, Danone Indonesia telah lama bermitra dengan peternak sapi perah lokal untuk mendukung produksi susu dalam negeri. Kemitraan ini tidak hanya melalui pembelian produk, tetapi juga melalui berbagai program peningkatan mutu susu, pendampingan teknis, pelatihan, hingga bantuan finansial.
“Kami berkomitmen membina hubungan baik dengan koperasi peternak, serta mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu melalui program keberlanjutan,” kata Arif.
Untuk mendukung para peternak lokal, Danone Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan di daerah seperti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, termasuk pelatihan, pengadaan sarana pengelolaan susu, serta penerapan energi terbarukan melalui biogas.
"Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan dan kualitas susu, menambah pendapatan peternak, mendukung perekonomian koperasi susu, dan membantu pengurangan emisi karbon," ujarnya.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas peternak, Danone Indonesia juga menerapkan praktik peternakan yang baik dengan memperkenalkan pakan inovatif dan jenis sapi Jersey, yang memiliki kandungan lemak dan protein lebih tinggi.
Selain itu, mereka mendukung peternak dalam digitalisasi pendataan sapi untuk mempermudah pengelolaan. “Kami berusaha menghadirkan solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan, termasuk dalam pengelolaan kotoran sapi sebagai sumber energi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,” ungkap Arif.
Danone Indonesia juga memberikan berbagai skema pembiayaan, seperti arisan dan kredit biogas, untuk mendukung operasional peternak.
Baca Juga: Menperin Agus Mendukung Program Wajib Serap Susu Segar Dalam Negeri
Arif menambahkan fasilitas ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas susu tetapi juga untuk memberikan manfaat tambahan bagi peternak. Terutama dalam hal penyediaan energi terbarukan yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Melalui berbagai upaya ini, Danone Indonesia optimis dapat terus meningkatkan kontribusi produksi susu lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
"Kami percaya bahwa dengan kerja sama dan inovasi yang berkelanjutan, kami dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak Indonesia dan masyarakat secara keseluruhan,” imbuh Arif.
Selanjutnya: Ketidakpastian Global Tinggi, Simak Instrumen Investasi Berpotensi Menguntungkan
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Wilayah Yogyakarta, Hujan Ringan di Empat Kabupaten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News