Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Business Development Director Kawan Lama Retail Sugiyanto Wibawa menambahkan, konsep Living World Kota Wisata mengadopsi perubahan post covid-19 dengan desain eco-green, dan environmental friendly.
"Kami membangun brand value for better life, salah satunya menjadikan mal sebagai tempat bersosialisasi (hub) yang berdiri di kawasan permukiman," kata Sugiyanto.
Dengan demikian, mal tidak berdiri sendiri karena pasarnya sudah tersedia dan masyarakat dapat mudah menjangkaunya. Living World Kota Wisata berdiri di atas lahan seluas 6 hektare dengan net leasable area (NLA) 80.000 meter persegi.
NLA ini mengalami perluasan 20.000 meter persegi, seiring perkembangan pasar dan perubahan desain. Perubahan desain ini berdampak pada penambahan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp 1,4 triliun dari sebelumnya Rp 1,2 triliun.
Meski terjadi perubahan nilai investasi, namun komposisi kepemilikan dengan skema joint venture ini tetap 60:40, dengan Kawan Lama Group sebagai mayoritas.
Baca Juga: Properti Incar Pemilik Duit di Bawah Bantal
Menurut Mall Director Kawan Lama Group Jannywati, Living World Kota Wisata akan menghadirkan lebih dari 400 toko serta 15 anchor dan mini anchor.
"Kami mengandalkan kekuatan diferensiasi tenant mix di anchor tenant berkonsep Flagship Home Living, Home Improvement & Lifestyle seperti Ace Hardware, Informa, dan lainnya dengan luas area lebih dari 20.000 meter persegi," jelas Janny.
Selain peritel dari Kawan Lama Group, Living World Kota Wisata juga akan diisi peritel lainnya di luar bendera perusahaan. "Saat ini masih dalam proses negosiasi," ucap Janny.
Living World Kota Wisata dijadwalkan beroperasi pada Kuartal I atau paling lambat Kuartal II-2023. (Hilda B Alexander)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Living World Kota Wisata, Mal Terbesar di Timur Jakarta Telan Investasi Rp 1,4 Triliun"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News