kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab harga telur malah anjlok jelang bulan puasa


Senin, 15 Maret 2021 / 12:06 WIB
Ini penyebab harga telur malah anjlok jelang bulan puasa
ILUSTRASI. harga telur ayam turun


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu bulan menjelang Ramadan, salah satu bahan pangan pokok, yaitu telur ayam malah mengalami penurunan harga. 

Di tingkat peternak, harga telur ayam saat ini berada di kisaran Rp 17.500 hingga Rp 18.500 per kilogram (kg). Padahal, berdasarkan Harga Pokok penjualan (HPP) yang berlaku, harga telur ayam seharusnya berada di level Rp 19.500 per kg. 

Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi mengatakan, penurunan harga telur ayam ini terjadi karena daya beli konsumen yang juga turun. Hal tersebut sudah terasa sejak dua minggu terakhir. 

Nah, dengan melemahnya serapan telur ayam di pasaran, membuat stok telur ayam yang tidak terjual menumpuk di gudang yang akhirnya menyeret harga telur ayam. 

Lebih lanjut Musbar bilang, fenomena ini sontak membuat para peternak merugi. Tak tanggung-tanggung, para peternak bisa mengantongi kerugian antara Rp 1.000 - Rp 2.000, dari setiap satu kilogram telur yang tidak terjual. 

Baca Juga: Jelang puasa, Kementan klaim ketersediaan bahan pangan aman

“Apabila produksi telur nasional saat ini 12.800 ton per hari, artinya ada 12,8 juta kilogram telur, dikalikan dengan kerugian peternak,” kata dia saat dihubungi Kontan.co,id, Minggu (14/3). 

Musbar pun menyebut, efek domino yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 sejak satu tahun ke belakang, membuat daya beli telur di pasaran menjadi tidak stabil. 

“Industri padat karya mati suri, pasar becek mengurangi aktivitasnya, pabrik mengurangi aktivitasnya, destinasi wisata banyak tutup dan membawa efek ke daya beli,” terangnya. 

Untuk mengurai tumpukan stok telur yang tidak terjual, baik asosiasi maupun koperasi peternak meminta bantuan pemerintah untuk dapat menyerap sisa stok telur yang ada. 

“Asosiasi dan koperasi peternak sudah kontak Kemenko dan BUMN untuk dapat menyerap telur mereka bagi keperluan program nasional dan bansos,” pungkas Musbar. 

Selanjutnya: IHSG melemah ke 6.330 pada sesi I hari ini (15/3), asing lepas BBCA, TKIM dan ARTO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×