kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab penjualan listrik Cikarang Listrindo (POWR) turun 27,82%


Jumat, 13 November 2020 / 15:29 WIB
Ini penyebab penjualan listrik Cikarang Listrindo (POWR) turun 27,82%
ILUSTRASI. Kantor Cikarang Listrindo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara umum, PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengalami penurunan kinerja operasional selama periode Januari-September 2020. Pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi bisnis ketenagalistrikan POWR yang notabene menyasar sektor kawasan industri.

Direktur Keuangan & Sekretaris Perusahaan Cikarang Listrindo Christanto Pranata mengungkapkan, ada beberapa poin penurunan kinerja operasional POWR hingga kuartal III-2020.

Salah satunya adalah penjualan listrik POWR yang berada di level 2.770 gigawatt hour (GWh) per kuartal III-2020. Jumlah ini turun 27,82% (yoy) dibandingkan penjualan listrik POWR di kuartal III-2019 sebesar 3.838 GWh.

Baca Juga: Cikarang Listrindo (POWR) kantongi laba US$ 48,64 juta per Kuartal III-2020

Penurunan tersebut tak lepas dari lesunya konsumsi listrik dari pelanggan kawasan industri yang sepanjang tahun ini bisnisnya terpapar pandemi Covid-19. Pelanggan kawasan industri POWR berasal dari beragam sektor, seperti otomotif, elektronik, plastik, makanan, barang konsumen, tekstil, industri berat, hingga data center.

“Penurunan tersebut cukup terasa karena kontribusi pelanggan kawasan industri terhadap penjualan kami mencapai 78%,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Jumat (13/11).

Di samping itu, berakhirnya salah satu kontrak perjanjian pembelian listrik atau power purchasment agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga mempengaruhi penjualan listrik POWR.

Sekadar informasi, POWR meneken 2 kontrak PPA dengan PLN sejak tahun 1996 silam dengan kapasitas masing-masing sebesar 150 megawatt (MW), sehingga totalnya mencapai 300 MW. Nah, salah satu kontrak PPA antara POWR dengan PLN berakhir pada Desember 2019 dan belum diperpanjang.

Alhasil, POWR hanya memiliki satu kontrak PPA tersisa dengan PLN sebesar 150 MW yang berlaku sampai Juni 2031 mendatang. Adapun kontribusi PLN terhadap penjualan POWR per kuartal III-2020 berada di kisaran 22%.

Baca Juga: Moody's: Peringkat Ba2, Prospek PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) Positif

Terkait hal itu, Christanto bilang bahwa sebenarnya sudah ada proses diskusi perpanjangan kontrak PPA antara POWR dengan PLN pada tahun 2020. Namun, harus diakui bahwa pandemi Covid-19 menghambat proses tersebut baik dari sisi POWR maupun dari pihak PLN itu sendiri. Ia pun berharap seiring pemulihan ekonomi nasional, kerja sama dengan PLN dapat kembali dilanjutkan.

“Tentu kerja sama dengan PLN adalah hal yang selalu kami dukung,” imbuh dia.

Penurunan penjualan listrik membuat faktor kapasitas neto POWR hingga kuartal III-2020 hanya mencapai 50%. Angka ini lebih rendah dibandingkan faktor kapasitas neto POWR di periode yang sama tahun lalu sebesar 68%.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×