Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dipastikan akan mundur penyelesaiannya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya urusan pembebasan lahan yang akan digunakan untuk lajur kereta.
Arie Yuriwin, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN menyatakan, lahan untuk kereta cepat itu masuk ke dalam kawasan industri dan komplek pemukiman. Oleh karena itu, biaya penggantian wajarnya tidak hanya mempertimbangkan harga pasar saja.
"Ada nilai premiumnya dan dampak sosialnya. Risiko akibat pembebasan lahan itu termasuk masa tunggu pembayaran itu juga harus diperhitungkan," ujar Arie di Jakarta, Kamis (15/3).
Apalagi pembebasan lahan yang ditunjuk ternyata juga harus melakukan pembelian lahan diluar trase atau jalur yang ditentukan. Hal ini yang menyebabkan progres pembebasan lahannya tersendat sehingga seharusnya proyek tersebut bisa rampung 2019 menjadi molor.
Praktik seperti ini kerap terjadi dalam pembebasan lahan untuk proyek-proyek strategis. Menurut Arie, perlu adanya perencanaan yang matang sehingga pada saat implementasi tidak membuat biaya investasi membengkak.
"Maladministrasi itu semua banyak hampir 1.838 bidang," kata Arie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News