Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pabrik konsumer mulai dari sanitizer hingga jamu laris manis diborong masyrakat untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Sebut saja Enesis Group produsen hand sanitizer merek Antis mengakui menerima lonjakan permintaan sepanjang Januari hingga Februari 2020.
COO Enesis Group Budiman Goh mengakui adanya peningkatan permintaan hand sanitizer sebesar empat kali lipat secara bertahap mulai dari Januari hingga Februari. "Kami kerja all out dan itu (kapasitas) bisa naik bertahap sampai empat kali lipat dari kapasitas awal," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).
Baca Juga: Antisipasi virus corona, Railink siapkan hand sanitizer di Stasiun KA Bandara
Adapun karena produk hand sanitizer yang kemasannya praktis paling laris, Budiman juga menghimbau masyarakat untuk membeli hand sanitizer untuk jangka panjang. Maksudnya membeli kemasan jerigen 5 liter untuk di kantor dan mall.
Meski demikian, Budiman belum bisa merinci berapa nilai penjualan. Namun yang pasti harga jual dari Enesis Group tidak naik. Budiman menegaskan kalau ada distributor yang menaikkan harganya "gila-gilaan" akan distop pengirimannya.
Baca Juga: Penyewa pusat belanja meminta masyarakat tak khawatir kunjungi mal
Walau hand sanitizer laris manis, Budiman mengungkapkan ada saja oknum yang membuat hand sanitizer baru yang entah di mana izinnya. Katanya mereka mengklaim dan dadakan saja memanfaatkan momentum.
"Kalau bener komposisinya sih ngapapa ya, khawatirnya ini banyak yang palsu dengan kandungan yang tidak benar kan bahaya," ungkapnya.
Produk lain yang diburu masyarakat adalah jamu, salah satunya produk fast moving Tolak Angin besutan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat membenarkan sudah nampak Tolak Angin diserbu di modern outlet. "Sehingga kami aktifkan merchandising untuk periksa outlet jangan sampai kosong," ujarnya.
Baca Juga: Para ekonom sebut virus corona bikin defisit neraca perdagangan menipis
David menyatakan memang Tolak Angin khasiatnya dan bahannya sudah teruji secara klinis. David mengakui penjualan di Februari 2020 perbedaannya lumayan signifikan dibandingkan Februari 2019.
David berharap semoga Maret bisa lebih kencang permintaannya. Meski demikian, David masih konservatif menargetkan pertumbuhan di kuartal I 2020 yakni minimal tumbuh 10%. "Meski potensi pertumbuhan yang lebih besar ada," kata David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News